Bayangkan, pagi yang tenang, duduk
di teras ditemani anabul kesayangan sambil menyeruput secangkir teh hangat
dilengkapi hidangan pisang goreng.
Minum dan makan dengan nikmat tanpa
tergesa-gesa. Ah…dunia terasa lebih damai, terlebih sejuknya udara pagi dan cahaya
mentari yang perlahan mulai muncul itu membuat hari makin sempurna.
Sayangnya, ketika sedang menikmati
suasana itu, tiba-tiba suara notifikasi dari ponsel mengganggu keheningan pagi.
Rupanya ada email yang masuk,
beberapa pesan dari grup Whatsapp, dan deretan pemberitahuan dari media sosial
yang seakan tidak ada habisnya. Paling menyebalkan adalah masuknya panggilan
telepon dari nomor asing.
Ya, begitulah hidup kita di era
digital, di mana kita akan selalu terhubung setiap detik dan tampak sibuk.
Lantas, pernah tidak teman-teman merasa
lelah dengan semua itu, atau merasa hal itu telah banyak merenggut momen-momen
sederhana kita lantaran perhatian banyak tercurah pada layar ponsel?
Aku pribadi pernah merasakan hal
ini dan batinku berteriak, bahwa inilah saatnya berhenti sejenak dan melakukan
"digital detoks."
Apa Sih Digital Detoks Itu?
Digital detoks adalah tindakan
sengaja membatasi, mengurangi, atau menghindari penggunaan teknologi digital dan
media sosial (medsos) untuk jangka waktu tertentu.
Tujuan tindakan ini adalah agar
diri kita terbebas dari ketergantungan teknologi, sehingga mampu membangun
keterampilan literasi digital yang lebih sehat, terutama bagi kesehatan mental
kita juga.
Dengan melakukan digital detoks,
maka kita bisa menemukan kembali keseimbangan hidup yang makin terhubung secara
digital.
Apakah artinya kita menolak
kemajuan teknologi digital?
Menghindari segala hal yang terkait
teknologi digital bukan berarti kita tidak mau beradaptasi dengan dunia digital,
namun di sini intinya kita belajar untuk mengendalikan teknologi, bukan
sebaliknya. Sehingga, kita bisa tetap menikmati teknologi tanpa harus
kehilangan esensi kehidupan kita.
Jika hal ini mampu kita lakukan
dengan baik, tentunya kita bisa lebih produktif dan terutama akan lebih bahagia
serta sehat.
Bagaimana mungkin lebih bahagia dan
sehat?
Perlu diketahui, ketergantungan akan
teknologi dan media sosial ternyata dapat berdampak negatif pada kesehatan
mental serta fisik.
Mengutip dari researchgate.net, dari
hasil penelitian pada 2015 menunjukkan bahwa lebih dari 2.000 remaja yang berlebihan
menggunakan ponsel dan mengakses medsos setiap hari, menyebabkan peningkatan tingkat
stres hingga mengganggu pola tidur.
Selain itu, penggunaan media sosial
yang berlebihan cenderung lebih rentan terhadap kebiasaan hidup tidak sehat,
seperti mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurang/bahkan tidak melakukan
aktivitas fisik.
Di sinilah pentingnya membangun
keterampilan literasi digital dalam kehidupan kita.
Apa Kaitan Literasi Digital dengan Digital Detoks?
Dengan literasi digital, maka akan meningkatkan
kesadaran kritis tentang bagaimana teknologi dapat memengaruhi seluruh kehidupan
kita.
Salah satu yang penting adalah
bahwa literasi digital dapat membantu kita melindungi diri dari ancaman kejahatan
online yang kini marak terjadi, seperti phishing, penipuan, spam, hingga
peretasan.
Selain itu, literasi digital dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengevaluasi informasi secara lebih kritis dan mengidentifikasi
hoaks atau informasi yang menyesatkan. Hal ini tentunya sangat penting agar
kehidupan di era digital tidak mudah terbawa arus dan merugikan di masa depan.
Tak kalah penting, literasi digital
juga meliputi pemahaman akan pentingnya keseimbangan antara kehidupan online
dan offline. Salah satunya aktivitas melakukan digital detoks dalam rangka mencegah
kecanduan teknologi, menjaga kesehatan mental, serta fisik.
Digital detoks bisa menjadi cara
praktis menerapkan keterampilan literasi digital, karena dengan melakukan
digital detoks, kita dapat mempraktikkan manajemen waktu layar yang lebih sehat
dan mengurangi stres akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.
Membangun Keterampilan Literasi Digital
Literasi digital bukan sekadar
kemampuan menggunakan berbagai perangkat teknologi, tetapi juga tentang pemahaman
kritis terkait bagaimana teknologi dapat memengaruhi kehidupan, kesehatan,
hingga keselamatan.
Bisa dikatakan bahwa literasi
digital adalah fondasi penting agar hidup lebih sehat, produktif, dan terutama aman
di era digital.
Sebuah studi di Indonesia menemukan
bahwa program literasi digital yang digalakkan pemerintah dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang bahaya kejahatan cyber sebesar 40 persen.
Potensi Kejahatan Cyber Akibat Tak Melek Literasi Digital
Penipuan Online
Tidak memiliki literasi digital
yang cukup, maka akan mudah menjadi korban penipuan online. Contohnya seseorang
mendapat pesan email atau melalui Whatsapp yang menginformasikan ia memenangkan
hadiah besar dan harus membayar biaya pengiriman terlebih dahulu atau hoaks
undian berhadiah dari bank yang meminta target masuk ke sebuah situs dan mentransfer
biaya administrasi.
Kejahatan Cyber
Kejahatan cyber akan mudah menimpa
seorang yang tidak memiliki pemahaman literasi digital. Misalnya tanpa disadari
seseorang telah mengunduh aplikasi tidak aman, yang kemudian menginfeksi
komputernya dengan malware. Alhasil data-data penting pun hilang dan harus
mengeluarkan biaya untuk perbaikan komputer.
Penyebaran Hoax
Kurang literasi digital akan
membuat seseorang mudah terjebak penyebaran hoaks. Misalnya, seseorang menerima
pesan di Whatsapp akan suatu isu dan ia pun menyebarkan berita palsu tersebut
ke berbagai platform media sosial hingga
membuat kepanikan banyak orang.
Kehilangan Privasi
Kehilangan privasi sangat mungkin
terjadi jika kita tidak melek literasi digital. Misalnya seseorang menggunakan
aplikasi tidak aman saat mengunggah foto-foto pribadinya, yang kemudian ternyata
dapat diakses oleh orang lain yang punya niat tidak baik, seperti pemerasan dengan
ancaman akan menyebarkan data pribadi.
Di sinilah pentingnya bagi kita cakap
literasi digital agar tehindar dari akibat buruk yang signifikan serta dapat
menggunakan teknologi digital dengan aman dan efektif.
KEB Fasilitasi Cara Membangun Literasi Digital
Kumpulan Emak Blogger (KEB) merupakan komunitas blogger perempuan Indonesia yang dibentuk pada 18 Januari 2012. Komunitas blogger ini didasarkan pada tagline "Kami Ada untuk Berbagi" dan memiliki tujuan menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia.
KEB berfokus pada berbagai topik di
antaranya ada lifestyle, parenting, events, dan review. Selain itu, komunitas
ini juga kerap mengadakan berbagai program untuk mengembangkan keterampilan
blogging para anggotanya, serta banyak bekerja sama dengan brand untuk berbagai
peluang kolaborasi.
Selain itu, KEB juga sangat aktif
dalam hal literasi digital, di mana salah satu inisiatif KEB adalah
#KEBerpihakan terhadap Literasi Digital, yang menunjukkan komitmen dalam
mendukung literasi digital di kalangan komunitas blogger perempuan.
Lantas, apa saja cara yang dapat
dilakukan dalam membangun literasi digital agar hidup lebih sehat, produktif,
dan aman?
Mengembangkan keterampilan literasi
digital melalui pelatihan, workshop, dan kursus online
Beruntung aku bergabung dengan KEB, karena di komunitas ini peningkatan literasi digital terasa lebih optimal melalui sharing yang diadakan.
KEB menyadarkan bahwa memahami
literasi digital itu sangat penting agar kemajuan teknologi digital bisa
berdampak positif bagi kehidupan kita.
Sebagaimana diketahui, melalui
media sosial atau teknologi digital, bisa membuka peluang rezeki, membangun
jaringan perteman lebih luas, serta menyambung silahturahmi.
Namun, di satu sisi dunia digital
ini sangat rentan dengan aksi kejahatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa saat
ini banyak sekali aksi penipuan melalui dunia maya yang sangat merugikan
kehidupan korbannya.
Nah, berkat melek literasi digital
dan sharing KEB, aku pun jadi paham bagaimana melindungi diri dari tindak
kriminalitas secara online.
Selain itu, KEB juga mengajarkan
agar sebagai penikmat dunia digital dan blogger, kita wajib tahu cara membuat
konten yang baik dan tidak berpotensi melanggar hukum (UU ITE).
Bergabung dalam komunitas yang
mendukung literasi digital
Sebagai salah satu komunitas yang
mewadahi para blogger, KEB punya kepedulian tinggi terkait literasi digital.
Tujuannya tentu agar para anggota melek literasi digital, sehingga tidak hanya
menghasilkan karya komersil tanpa berpedoman pada rambu-rambu aturan dalam
dunia digital.
Inilah manfaat luar biasa bisa bergabung dengan komunitas positif seperti KEB, yang sangat mendukung literasi
digital.
Perbanyak membuat konten yang edukatif
Membuat konten yang edukatif dan
informatif tentang literasi digital akan membantu banyak orang paham tentang
pentingnya melek literasi digital, sehingga potensi menjadi korban penipuan di
dunia maya akan bisa dihindari. Hal ini juga kerap diimbau KEB kepada para
anggotanya.
Menggunakan teknologi dengan bijak
Menggunakan teknologi dengan bijak
dan bertanggung jawab dapat meningkatkan keterampilan literasi digital, di mana
salah satunya bisa dengan menerapkan digital detoks.
Cara Melakukan Digital Detoks
Bagaimanapun hidup di era digital tidak
akan bisa lepas dari yang namanya teknologi digital dan media sosial. Untuk itulah
kita pun harus cerdas dalam menyikapi kehidupan di era serba digital ini. Salah
satunya dengan melakukan digital detoks.
Berikut beberapa cara yang kulakukan agar bisa menghindari ketergantungan pada teknologi dan media sosial:
- Menghindari media sosial sebelum tidur, karena ternyata hal ini akan mengganggu kualitas tidur dan berdampak pada peningkatan stres.
- Gunakan aplikasi pembatas waktu seperti Freedom atau SelfControl, agar dapat membantu kita dalam mengurangi waktu penggunaan teknologi dan meningkatkan produktivitas.
- Mengadakan hari tanpa teknologi, sehingga kita pun dapat lebih memahami cara menggunakan teknologi dengan bijak, meningkatkan keterampilan literasi digital, dan mengurangi ketergantungan teknologi.
Kesimpulan
Digital detoks adalah proses di
mana kita membebaskan diri dari ketergantungan teknologi dan membangun
keterampilan literasi digital untuk menciptakan hidup yang lebih sehat.
Dengan digital detoks dan membangun
keterampilan literasi digital, kita dapat meningkatkan kesehatan mental serta
fisik, produktivitas, dan juga keterampilan.
Oleh karena itu, mari kita mulai
melakukan digital detoks dan membangun keterampilan literasi digital untuk hidup
yang lebih sehat, produktif, aman, dan cerdas.
Terima kasih buat KEB yang sudah
menjadi wadah bagi para blogger perempuan dalam mengembangkan potensi serta
menjadi blogger yang cakap literasi digital. Semoga di usia yang ke-13 tahun
ini menjadikan KEB lebih maju dan makin menabur banyak kebermanfaatan di
berbagai aspek kehidupan di era digital.
Referensi
"The Benefits of Digital Detox"- Forbes.
"How to Do a Digital
Detox" - The Guardian.
"Digital Literacy: A Guide
to Staying Safe Online" - Digital Literacy.
Instagam KEB @emak2blogger
Posting Komentar