Cara
Obati FLUTD Kucing tanpa ke Dokter, Lakukan Ini pada Anabul
Bagi
pecinta kucing atau cat lover, salah satu hal yang paling ditakutkan adalah ketika
anabul (anak bulu) terkena FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease).
FLUTD
kucing merupakan salah satu penyakit cukup berbahaya, terutama jika terlambat
mendapatkan tindakan medis dari dokter hewan atau pengobatan yang kurang tepat.
FLUTD
kucing yang juga dikenal dengan Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit yang
banyak menyerang kucing atau anabul Jantan, namun tidak menutup kemungkinan penyakit
ini juga bisa terjadi pada kucing betina.
Pengalaman
menyembuhkan FLUTD Kucing
Pada
2021 salah satu anabul Jantan di rumah yang bernama Eyong terdeteksi terkena
FLUTD.
Gejala
awal yang ditunjukkan Eyong adalah kerap bolak-balik ke litter box untuk buang
hajat. Namun, ia berada cukup lama di tempat pembuangan kotoran itu.
Setelah
kuselidiki, ternyata ada tetesan urin dengan warna merah pucat. Kemudian, saat
ia kembali ke litter box, ia tampak kesulitan mengeluarkan kotorannya.
Setelah
kuperiksa kembali, tak ada kotoran di litter box tersebut, padahal Eyong cukup
lama ‘nongkrong’ di dalamnya.
Aku
pun mulai curiga dan panik. Benar saja, setelah membaca beberapa referensi di
internet, ternyata anabul kesayanganku itu terkena FLUTD.
Kepanikanku
meningkat saat tiba-tiba Eyong mengerang kuat dan ia langsung tergeletak tak
berdaya. Saat itu dari tubuhnya keluar urin berwarna merah darah dengan jumlah
cukup banyak.
Akupun
ikut menangis dan memeluk tubuhnya yang sudah lemas tergeletak di lantai.
Sayangnya,
saat itu bertepatan dengan hari Minggu dan tak ada satupun klinik dokter hewan
yang buka. Bahkan saat kucoba menghubungi dokter hewan rekomendasi dari teman,
ternyata sang dokter tidak bisa menangani saat itu karena ia sedang tidak ada
di rumah.
Kesedihan
luar biasa langsung menguasai diri karena tidak tega melihat keadaan Eyong yang
sudah sangat butuh pertolongan.
Ya,
Allah… aku tidak ingin kehilangannya. Tolong sembuhkan Eyong ya Allah.
Sebab
Kucing atau Anabul Alami FLUTD
Berdasarkan
sejumlah informasi yang kukumpulkan dari berbagai artikel yang ditulis
veterinarian (vet), sistem saluran kemih pada kucing bisa mengalami peradangan
hingga penumpukan mineral pada bagian kandung kemihnya.
Mineral
inilah yang akan berubah menjadi kristal-kristal “batu” yang membuat saluran
kemih sulit mengeluarkan urin.
Berikut
ini adalah beberapa faktor penyebab yang dapat membuat anabul mengalami FLUTD:
1. Zat-zat
makanan, terutama di dalam dry food (protein tidak seimbang, magnesium,
kalsium,dll)
2. PH
urin kucing tidak seimbang
3. Stres
karena sedang birahi atau kondisi lingkungan sekitarnya
4. Obesitas
5. Infeksi
bakteri, kurang minum, faktor usia
Sebagai
catatan, ternyata anabul tidak bisa diberi sembarang dry food. Sebagai pemilik
(pawrent) kita harus memerhatikan kandungan gizi dan nutrisi di dalam pakan
kucing. Jadi jangan asal beli terlebih hanya karena harganya lebih murah.
Dry
food yang tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anabul bisa memicu kinerja saluran
urin. Terlebih jika anabul tidak diberikan menu makanan pendamping seperti wet
food atau raw food.
Kenyataan
ini seketika menamparku. Ternyata selama ini aku kurang memerhatikan jenis
pakan untuk kucing-kucingku. Aku terlalu bergantung pada dry food sebagai
makanan utama anabul.
Sementara
untuk wet food dan raw food, hanya kuberikan sesekali saja saat karena malas
mengolahnya
Setelah
dicek, ternyata pakan kering yang satu karung (20 kg) itu tidak cukup baik
untuk mendukung sistem urinary kucing.
Lantas,
bagaimana cara mengenali kucing terkena FLUTD sejak dini?
Gejala
yang paling umum adalah perilaku tidak biasa kucing saat buang air kecil, yakni
anabul akan berada dalam posisi buang air kecil yang lebih lama.
Hal
ini terjadi lantaran kucing tersebut sedang berusaha keras mengeluarkan urin,
tetapi tidak kunjung bisa dikeluarkan. Itulah yang membuat mereka kerap bolak-balik
ke litter box-nya.
Selain
itu, anabul juga lebih sering menjilati area genitalnya. Mulai kehilangan nafsu
makan dan jika ia berhasil mengeluarkan urinnya, maka warnanya tampak merah
pucat hingga merah darah.
Cara
Mengobati FLUTD Pada Kucing
Jika
anabul menunjukkan gejala FLUTD, maka segeralah bawa ke dokter hewan agar
mendapatkan tindakan medis dan pengobatan yang tepat.
Dari
hasil konsultasi dengan vet di grup pecinta kucing, dokter mengatakan bahwa
jika anabul mengalami infeksi pada saluran kemih, maka harus dipasang kateter
pada area keluarnya urin.
Alternatif
Sembuhkan FLUTD Kucing tanpa ke Dokter Hewan
Saat
Eyong mengalami FLUTD, beberapa teman di komunitas pecinta kucing menyarankan
memberikan pertolongan pertama dengan memberikan Eyong obat kejih beling.
Hal
ini juga berdasarkan pengalaman beberapa pemilik anabul yang kucingnya membaik
saat terkena infeksi saluran kemih setelah diberi kejih beling.
Saat
itu Eyong berusia sekitar satu tahun dengan bobot tubuh sekitar 3 kg. aku
memberikan kejih beling dengan dosis satu kapsul yang dilarutkan dengan satu
sendok makan air untuk satu hari.
Alhamdulillah,
ternyata obat tersebut bereaksi cepat pada tubuh Eyong. Selang sekitar 5 menit,
keluar cairan darah kental yang cukup banyak dari saluran pembuangan urinnya.
Saat
itu cairan merah segar itu terus mengalir dengan posisi tubuh Eyong yang masih
berbaring karena ia memang masih sangat lemas.
Perlahan-lahan,
cairan urin Eyong mulai jernih seperti bisanya.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengobatan ini adalah, pastikan kucing minum yang
banyak agar ia tidak dehidrasi. Selain itu, usahakan agar anabul mau makan. Sebaiknya
beri makanan yang disarankan dokter sebagai pakan peyembuhan kucing yang terkena
FLUTD.
Adapun obat yang diresepkan dokter adalah Cystaid Plus, Antibiotik Amoxilin Syrup, dan ganti pakannya selama pengobatan dengan Royal Canin S/O yang khusus untuk treatment urin.
Proses
kesembuhan Eyong kurang lebih sekitar satu pekan. Dari kejadian ini, aku mulai
rajin mengolah rawa food, memberikan ikan rebus, tempe rebus, atau ayam rebus
sebagai hidangan selingan untuk para anabul.
Selain
itu, aku pun mengganti pakan yang selama ini kuberikan kepada para anabul dengan
pakan yang lebih sehat dan baik untuk kesehatan saluran kemih kucing. Harganya memang
agak lebih mahal, tetapi kesehatan kucing-kucingku jauh lebih penting. insyaAllah
rezeki akan Allah berikan dengan deras agar aku bisa merawat anabul dengan
baik.
Jika
kucing sehat, maka pun akan menghasilkan keturunan yang sehat. Lantas,
bagaimana cara merawat kucingh hamil hingga melahirkan? Yuk baca artikel
Pengalaman Merawat Kucing Hamil hingga Melahirkan.
merawat kucing memang perlu ekstra sabar dan peka ya dengan perubahannya...alhamdulillah anabulnya kembali sehat yaa mbaa
BalasHapus