Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Sebait kalimat inilah
yang membuat seorang Ade Utami Ibnu senantiasa menjalani hidup dalam kebermanfaatan
bagi lingkungan dan sekitarnya.
Tak
heran jika Ade Utami Ibnu pun dikenal sebagai salah satu sosok inspiratif di Lampung.
Hal ini tak lepas dari kiprah dan kontribusinya bagi masyarakat di Bumi Ruwa
Jurai.
Di
antara kontribusi yang telah dilakukan oleh Ade Utami Ibnu bagi masyarakat
Lampung adalah mencetuskan mobil baca dan membantu meningkatkan ekonomi
ibu-ibu.
Lantas,
siapakah sebenarnya Ade Utami Ibnu ini?
Mengenal
Lebih Dekat Sosok Ade Utami Ibnu
Ade
Ibnu Utami merupakan Anggota DPRD Provinsi Lampung Dua Periode, yang saat ini
kembali lagi dicalonkan untuk maju dalam Pemilihan 2024 mendatang.
Saat
aku dan teman-teman pegiat literasi bersilahturahmi ke kediamannya di Jl. P.
Emir M. Noer Gg. Gelatik, Pengajaran, Teluk Betung Utara, Bandarlampung, tampak
pria kelahiran Serang, 19 Desember 1975 ini begitu bersahaja dan sederhana.
Sosok
pejabat yang identik dengan barang mewah dan kadang bisa membuat minder rakyat yang
mendekatinya seketika luntur dari pikiranku. Ya, kang Ade sangat ramah dan
telihat berusaha membuat kami senyaman mungkin.
Perhatian
Ade Utami Ibnu pada Literasi di Lampung
Kang Ade sangat dikenal sebagai salah satu pejabat yang sangat peduli akan literasi (minat baca), khususnya di wilayah Provinsi Lampung.
Kang
Ade sangat prihatin dengan minimnya minat baca anak-anak, terlebih dengan hadirnya
gadget yang dibekali dengan berbagai fitur canggih memanjakan penggunanya.
“Berbeda
dengan gadget yang sangat memanjakan anak-anak, buku akan lebih melatih anak,” tuturnya.
Setuju
sekali dengan pernyataan ini, karena menurutku buku akan lebih memberikan pengalaman
luar biasa tentang dunia dan seisinya, serta ilmu pengetahuan yang tanpa batas.
Tak salah jika memang jika buku disebut sebagai jendela dunia dan gudangnya
ilmu.
Aku
pun juga sangat prihatin dengan budaya baca di Indonesia. Sebagai informasi, di
level dunia negara kita berada di peringkat sangat rendah untuk literasi. Miris
bukan?
Padahal
jika dilihat fakta yang ada, masyarakat Indonesia itu tercatat sebagai yang
paling aktif di medsos, paling suka unggah status, dan berlama-lama scroll medsos
menjelajahi berbagai macam status penghuni dunia maya.
Atas dasar keprihatinan inilah kang Ade kemudian mencetuskan Mobil Baca Ade, sebuah perpustakaan keliling eye catching, yang menyediakan berbagai macam koleksi buku untuk dibaca oleh siapa pun.
Maskot
baru mobil Baca Ade ini sangat lucu, yakni ada seekor gajah dan jerapah yang
sedang membaca buku. Wah, anak-anak pastinya akan makin tertarik menghampiri
mobil dengan segudang ilmu ini.
Mascot baru Mobil Baca Ade |
Ternyata
Mobil Baca Ade ini bukan satu-satunya kegiatan peduli literasi yang dilakukan
bang Ade.
Bang
Ade juga berperan dalam mengurus Perpustakaan Daerah (Perpusda) yang sempat
mangkrak dan sempat menjadi keprihatinan para pegiat literasi di Lampung.
Mobil
Baca Ade Ajak Warga Lampung Lebih Pintar
Meskipun
disibukkan dengan segudang tugasnya sebagai anggota DPRD, namun perhatian kang
Ade pada literasi di Lampung tak pernah padam. Ia justru sangat bersemangat
melakoni perannya untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat Lampung agar melek
huruf dan tentunya jadi lebih pintar.
Kang
Ade rutin membawa buku dari kampung ke kampung menggunakan Mobil Baca Ade. Antusiasme
masyarakat, terutama anak-anak saat perpustakaan keliling ini datang begitu
besar.
Hal
inilah yang menurutku semakin menambah semangat kang Ade untuk istiqomah bersama
Mobil Baca Ade ini.
Kang Ade bersama para pegiat literasi di Lampung |
Dari apa yang kang Ade ceritakan tentang animo para penikmat buku-buku yang dibawa Mobil Baca Ade, bisa disimpulkan bahwa sebenarnya bukan minat baca Indonesia yang rendah sebagaimana yang dilabelkan oleh dunia dalam pemeringkatannya, tetapi aksesnya yang sulit dan fasilitasnya yang masih belum tercukupi untuk beberapa daerah.
Oke,
untuk skala masyarakat di perkotaan akses sangat mudah dan fasilitas literasi
sudah banjir. Namun, tidak demikian dengan masyarakat di pedesaan ataupun bagi
mereka yang hidup dalam keterbatasan.
Jadi,
betapa beruntungnya negeri ini yang masih punya sosok-sosok peduli literasi
seperti kang Ade, yang punya tujuan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ini
sejalan dengan tujuan dari pembentukan negara Indonesia yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, di mana salah satunya adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Oh
iya, selain buku, rupanya kang Ade ini juga selalu membawa berbagai macam mainan
tradisional seperti congklak, enggrang, engklek, hingga ular tangga versi besar,
yang dinamainya "Kampung Dolanan” sebagai selingan agar anak-anak tidak
jenuh saat menikmati buku bacaan di Mobil Baca Ade.
Bang
Ade mengatakan, memperkenalkan anak-anak dengan buku, walau mungkin mereka
tidak membacanya hingga tuntas, tetapi ada pengalaman yang membekas.
Bang
Ade yakin, membangun budaya baca sejak dini akan lebih berdampak bagi tumbuh
kembang dan daya nalar anak-anak. Karena sejak kecil mereka sudah diajak untuk
berimajinasi lewat interaksinya dengan buku. Otak pun akan terlatih untuk
berpikir kritis.
Apa
manfaatnya? Ketika seseorang telah terlatih berpikir kritis, maka ia tidak akan
mudah menelan bulat-bulat setiap informasi dan pesan yang diterima. Terlebih di
zaman ini hoaks sangat menjamur di mana-mana.
Buku
adalah investasi yang takkan pernah mati dan merupakan asset masa depan, yang
akan membuat generasi bangsa ini lebih cerdas dan berkualitas.
Peran
Kang Ade dalam Membantu Ekonomi Ibu-Ibu di Lampung
Kang
Ade melihat bahwa rata-rata persoalan yang banyak terjadi di masyarakat adalah
rendahnya tingkat ekonomi keluarga, yang akhirnya menyebabkan mereka terlilit
hutang.
“Di 2018 itu, saya nggak habis-habis nangis kalau dengar emak-emak cerita itu sedih, ada yang bilang sudah nggak tahan lagi, mau cerai aja. Hampir rata-rata warga itu terlilit hutang,” kata kang Ade.
Hal
inilah yang menggerakkannya untuk membantu ekonomi para ibu-ibu, yakni dengan membuat
gerakan kemandirian ekonomi bagi ibu-ibu rumah tangga.
Maka
lahirlah Gerakan Kuntum Bunga (Kemandirian Usaha dan Ekonomi yang Terus Tumbuh
dan Berkembang bagi Ibu Rumah Tangga).
Gerakan
ini diawali dengan mengubah mindset dan karakter para ibu-ibu yang mudah sekali
berhutang:
1.
Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, yakni mengubah kebiasaan
suka meminta atau meminjam.
“Pembinaan
ini saya lakukan setiap bulan dengan datang ke ibu-ibu, menjelaskan apa yang arti
dari tangan di atas itu. Alhamdulillah, terbangun karakter tangan di atas. Mereka
jadi rajin bersedekah dan menabung,” kata Ade.
2.
Bertanggung jawab
3.
Jujur
“Kalau
mau bebas dari hutang, tiga karakter ini harus melekat. Kalau nggak, hutangnya
nambah terus dan lama-lama jadi hobi,” lanjutnya.
Di
gerakan ini, setiap Kumtum memiliki anggota dan bertanggungjawab mengelola
simpan-pinjam kelompoknya masing-masing.
Selama
kurang lebih dua tahun kang Ade memberikan ilmu-ilmu manajemen terapan, hingga
akhirnya pada 2021, gerakan ini memiliki badan hukum berupa Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) dengan nama KSPPS Gerakan Kuntum Bunga.
Semoga
apa yang dilakukan kang Ade bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi
kita semua, bahwa hidup yang bermanfaat adalah ketika kitab isa menebar banyak
manfaat bagi orang lain.
Oh
iya, kang Ade berpesan, jangan sungkan menyampaikan keresahan apapun yang terjadi
di masyarakat, karena sudah tugasnya sebagai wakil rakyat untuk menyampaikan
aspirasi dan membantu setiap pemasalahan yang dialami rakyat.
Bagi teman-teman yang masih penasaan akan sosok kang Ade, bisa silahtuahmi juga melalui Instagramnya di @ade_ui dan @mobilbacaade.
Posting Komentar