dokumentasi pribadi |
Banyak lisan dan literatur yang sepakat bahwa Indonesia adalah sebuah negara dengan berbagai macam keindahan alam, yang terkenal hingga penjuru dunia. Indonesia adalah tanah yang diberkahi dengan alam mempesona mulai dari hutan, pantai, gunung, hingga lautan yang menyimpan banyak pesona hingga mampu memukau mata dunia.
Tentu
saja, sebagai penduduk bumi pertiwi tercinta ini, kita semua patut bangga atas
pengakuan dunia terhadap keindahan alam Indonesia. Tak lupa kita pun sangat
bersyukur karena Tuhan telah begitu baik dengan melimpahkan banyak kekayaan
alam lengkap dengan keindahan-keindahan yang luar biasa.
Tak
heran, begitu banyak masyarakat dunia mulai Benua Asia hingga Benua Eropa, yang
sangat penasaran ingin menjejakkan kaki dan menjelajahi alam Indonesia. Ya, karena
Indonesia ini memang sangatlah indah dan penuh daya tarik.
Salah
satu hal yang sangat memikat para wisatawan saat menjelajah Indonesia adalah
keindahan dan keanekaragaman flora dan faunanya, di mana hal ini banyak
ditemukan di kawasan hutan-hutan di bumi pertiwi.
Selain
menyimpan dan menjadi habitat bagi flora dan fauna, hutan Indonesia juga punya
segudang manfaat bagi kehidupan.
Keindahan dan Manfaat Hutan
Menurut
Undang-undang RI No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, disebutkan bahwa hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati, yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
dokumentasi pribadi |
Hutan
di Indonesia umumnya adalah jenis hutan hujan tropis, yang tersebar di tiga
wilayah, yaitu hutan hujan tropis wilayah barat (Kalimantan, Sumatra, dan Jawa),
hutan hujan tropis wilayah timur (Papua, Maluku, serta pulau-pulau kecil
sekitarnya), dan hutan hujan tropis wilayah peralihan (perpaduan dari wilayah
barat yang dipengaruhi Asia dan wilayah timur yang dipengaruhi Australia).
Sebagai
infomasi, Hutan Indonesia adalah yang terluas ketiga di dunia, di mana kekayaan
flora dan fauna yang indah dan unik tersimpan di dekapan areal yang tertutup
pepohonan tersebut.
Menurut
Forest Watch Indonesia (FWI), hutan Indonesia yang dikenal sebagai harta dunia
karena menyimpan banyak keindahan ini adalah paru-paru dunia, karena berbagai
macam pepohonan yang tumbuh di dalamnya mampu menghasilkan oksigen dan menyerap
karbondioksida.
Tak
berlebihan jika mengatakan bahwa keberadaan hutan Indonesia sangat vital bagi
kehidupan di dunia ini.
Terlebih
saat ini di mana seluruh dunia tengah berupaya dalam mengurangi dampak dari
pemanasan global, yang jika dibiarkan, maka akan berakibat fatal bagi makhluk
bumi.
Selain
berfungsi sebagai paru-paru Bumi, hutan punya segudang manfaat lainnya, yang
karenanya kita wajib untuk menjaga dan melestaikan hutan.
Manfaat Hutan Indonesia
1.
Rumah bagi Flora dan Fauna
Hutan
hujan tropis di Indonesia menyimpan beragam jenis flora dan fauna unik yang tak
ditemukan di tempat lain.
Hal
ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat keragaman
flora dan fauna yang cukup tinggi di dunia.
Mengutip
laman resmi Indonesia.go.id, jenis flora di Indonesia kurang lebih sebanyak
25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan di seluruh dunia. Tidak kurang
dari 40% lumut dan ganggang merupakan jenis endemik atau jenis tumbuhan asli
yang hanya ada di Indonesia, dengan total jumlah marga endemik di Indonesia 202
jenis, 59 di antaranya telah tersebar di wilayah Kalimantan.
Sedangkan
untuk jenis persebaran fauna di Indonesia yaitu, lebih dai 500 jenis mammalia
(hewan menyusui), lebih dari 4.000 jenis pisces (ikan), lebih dari 1.600 aves
(burung), lebih dari 1.000 jenis reptilia dan Amphibi, serta lebih dari 200.000
jenis insecta (serangga).
2.
Mencegah Pemanasan Global
Sebagai
paru-paru dunia, yang mampu menyerap karbon dioksida serta memproduksi oksigen,
keberadaan hutan sangat krusial karena membantu manusia dan hewan untuk
bernapas.
Selain
itu, kemampuan hutan dalam menyerap karbon dioksida ke dalam kayu, daun, dan
tanah, telah membantu mengurangi emisi karbon di lapisan ozon, di mana hal ini
adalah penyebab terjadinya pemanasan global.
3.
Sumber Makanan dan Obat-obatan
Hutan
menyediakan banyak sekali tanaman yang tumbuh di dalamnya dan dapat
dimanfaatkan manusia maupun hewan sebagai sumber makanan juga obat-obatan.
“Jika kita bersungguh-sungguh mengenai
keamanan pangan global, kita tidak bisa mengabaikan peran hutan dan pohon
sebagai penyedia langsung. Kami ingin para ahli nutrisi memahami pentingnya
hutan dan pohon, dan kami ingin masyarakat kehutanan memahami mengapa dan
bagaimana pohon berkontribusi pada nutrisi.” – Terry Sunderland, Principal
Scientist, CIFOR.
Selanjutnya,
hutan sebagai sumber obat-obatan atau apotek alam juga tak bisa dipungkiri,
karena banyak warga masyarakat memanfaatkan berbagai jenis tanaman obat yang
tumbuh di hutan dalam pengobatan berbagai penyakit.
Salah
satu contohnya adalah yang telah dilakukan oleh suku asli di Tanah Papua sejak
dulu hingga kini. Inilah mengapa antara hutan dan masyarakat adat di Tanah
Papua adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan.
Bagi
masyarakat Tanah Papua, hutan adalah ibu yang merawat, melindungi, dan
menyediakan semua kebutuhan hidup untuk mereka.
Berdasarkan
Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) yang dilakukan pada 2017 oleh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari 25.000 spesies tumbuhan yang ada di
Papua dan Papua Barat, diperkirakan terdapat sebanyak 983 tanaman yang memiliki
khasiat menyembuhkan.
Penelitian
ini juga mengungkap bahwa sekitar 54,2 persen jenis tanaman obat yang ada
dimanfaatkan tanpa budidaya. Artinya tanaman obat telah tersedia dan langsung
diambil dari hutan.
4.
Mencegah Bencana Alam
Tumbuhan
di hutan mampu menahan air di dalam tanah melalui peran dari akar-akar pepohonannya,
sehingga hal ini pun akan mencegah terjadinya bencana alam, seperti tanah
longsor, pengikisan tanah, dan banjir.
5.
Sumber Air Bersih
Tumbuhan
di hutan dapat menjaga kualitas dan kebersihan air, sehingga bisa menjadi
sumber air bersih yang dapat diminum dan memenuhi kebutuhan manusia lainnya.
Namun
dari segudang manfaat hutan bagi kehidupan, saat ini kita hingga masyarakat dunia
dihadapkan pada ancaman serius akibat berkurangnya lahan dan terjadinya aksi
penebangan hutan secara masif.
Miris,
karena dari semua hal tentang keindahan hutan dan segudang manfaatnya bagi kehidupan
di bumi, hutan kini banyak yang dihancurkan hingga tingkat yang sangat
mengkhawatirkan, seolah manusia lupa bahwa ekosistem yang dipenuhi tumbuhan itu
adalah jantung bagi kehidupan.
Fenomena
penggundulan hutan hingga tejadinya kebakaran hutan yang selama ini banyak kita
dengar dan saksikan adalah dua hal yang sangat menyedihkan.
Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Diberkahi
dengan sejumlah manfaat dan punya peran penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan global, Indonesia justru kini menyaksikan pengurangan tutupan hutan sebanyak
956.258 hektare (ha) selama periode 2017-2021.
Angka
tersebut adalah data yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), di mana disebutkan
bahwa angka tersebut setara dengan 0,5% dari total luas daratan Indonesia.
Ilustrasi pibadi berdasar sumber BPS, BMKG, KLHK |
Adapun penurunan luas hutan terjadi di Kalimantan, Papua, dan Sumatra. Sementara itu luas hutan di Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, Jawa, dan Maluku bertambah, namun penambahannya jauh lebih rendah dibanding luas hutan yang hilang.
Musim
kemarau panjang (El Nino) memang seringkali menjadi faktor utama pemicu
kebakaran, terutama pada lahan gambut yang mudah sekali terbakar.
Melansir
Twitter resmi Humas BMKG yang diunggah pada 7 Juni 2023, sesuai dengan hasil
prediksi BMKG di Bulan Februari lalu, Kepala BMKG Wikorita Karnawati menyebut
Indonesia perlu lebih mewaspadai potensi terjadinya El Nino yang makin pasti.
Hal
ini karena El Nino tidak hanya memicu kekeringan, yang menyebabkan minimnya
curah hujan, tetapi juga akan berpotensi pada meningkatkan jumlah titik api,
sehingga makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan
lahan (Karhutla).
El
Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut di atas kondisi normal, terjadi
di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, yang mengakibatkan bergesernya
potensi pertumbuhan awan dari Indonesia ke wilayah Samudera Pasifik Tengah,
sehingga akan mengurangi curah hujan di Indonesia.
Namun,
di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa ulah manusia jadi salah satu sebab karhutla
yang tak pernah usai hingga kini.
Itulah
mengapa, karhutla ini tetap saja terus terjadi meski tanpa adanya kemarau
panjang yang jadi pemicunya.
Dampak Kebakaran Hutan bagi Iklim dan Lingkungan
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, dan Masyarakat Peduli Api memberikan informasi
terkait apa saja dampak karhutla bagi iklim dan lingkungan, yang dibagikan
melalui akun Twitter resmi BMKG @infoBMKG.
Berikut dampak kebakaran hutan bagi iklim dan lingkungan:
1.
Kebakaran hutan serta lahan berdampak pada rusaknya ekosistem, sehingga akan
berrdampak juga pada musnahnya flora fauna yang tumbuh dan hidup di hutan.
2.
Timbulnya berbagai penyakit yang behubungan dengan saluran pernapasan seperti
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Paru Obstruktif Kronik, Jantung,
iritasi mata, tenggorokan dan hidung.
3.
Kabut asap akibat karhutla akan mengganggu penerbangan.
4.
Tersebarnya asap, emisi gas Karbondioksida, serta gas lainnya ke udara akan
berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.
5.
Karhutla membuat hutan jadi gundul, sehingga tidak ada lagi tempat untuk menampung
cadangan air saat musim hujan. Akibatnya, musibah tanah longsor ataupun banjir
tak dapat dielakkan.
6.
Berkurangnya sumber air bersih dan bencana kekeringan lantaran pepohonan di
hutan yang berperan dalam menjaga cadangan air bersih ditebangi tanpa sisa.
Fenomena Indonesia sebagai Negara Hutan Hujan Tropis Terbesar ke-3 di Dunia
Hutan
Hujan Tropis Indonesia adalah terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan
Republik Demokratik Kongo.
Cakupan
hutan hujan tropis Indonesia yang menyimpan banyak keanekaragaman hayati, flora
dan fauna ini banyak tersebar di Kalimantan dan Papua.
Keberadaaan
Indonesia di wilayah khatulistiwa dengan hutan hujan tropisnya ini sangat
mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan berbagai flora maupun fauna yang
tumbuh dan hidup di dalamnya.
Dengan
berkah ini, kita patut bersyukur. Namun, semua ini hanya akan jadi kenangan
jika fenomena karhutla dan keserakahan manusia dalam mengeksploitasi hutan
terus dibiarkan, tanpa adanya upaya pencegahan, kesadaran bersama, kepedulian
akan kehidupan, maupun solusi jika lahan hutan berkurang.
Hal
yang pasti adalah, hutan Indonesia akan habis, yang pada akhirnya keseimbangan
lingkungan pun tak stabi, hingga kita pun
akan langganan disapa bencana alam.
Tindakan Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menjaga Hutan Kita?
Hutan
memang bisa dipebaharui, yakni dengan cara reboisasi (penghijauan/penanaman
hutan kembali). Tetapi, hal ini saja tidak cukup untuk menjaga hutan dan
melestarikannya. Kita perlu langkah nyata lainnya, yakni dengan #BersamaBergerakBerdaya
melakukan upaya yang bisa menyelamatkan hutan.
Lalu,
apa yang bisa kita lakukan sebagai bentuk menjaga kelestarian hutan?
Melihat
fakta bahwa kini kita kondisi hutan makin memprihatinkan, perubahan iklim, ancaman
kepunahan flora dan fauna, hingga terenggutnya hak pemenuhan kehidupan mereka
yang selama ini bergantung pada hutan, membuatku cukup sedih.
Aku
memang bukan siapa-siapa, namun setidaknya aku tidak diam saja ketika
lingkungan yang selama ini banyak memberi manfaat bagi kehidupan terancam
kelestarian dan eksistensinya.
Aku
tak ingin hanya jadi penonton menyaksikan hutanku perlahan habis. Aku harus
ikut berkontribusi sebagai bentuk rasa peduli akan lingkungan yang telah
diberkahi ini.
Tak
perlu aksi besar, karena ada beberapa cara sederhana yang bisa kita mulai untuk
menyelamatkan hutan, lingkungan, hingga bumi tempat bernaung ini.
Inilah
langkahku dalam mendukung pelestarian hutan dan lingkungan!
1.
Mengurangi pemakaian kertas dan tisu
Sejak
mengenal Zero Waste dan bergabung dengan komunitasnya di kotaku, aku sudah
mulai beusaha komitmen dalam menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan,
termasuk mengurangi pemakaian kertas dan tisu.
Apakah
kertas dan tisu tidak aman bagi lingkungan?
Kertas
dan tisu adalah barang yang terbuat dari batang pohon. Nah, dengan meminimalisir
penggunaannya, maka akan menekan proses penebangan pohon di hutan.
Dengan
begitu, kita telah berkontribusi dalam menyelamatkan bumi, karena dengan konsumsi
pemakaian kertas atau tisu yang sedikit/tidak sama sekali, maka produsen pun
tidak akan kejar target memenuhi kebutuhan kertas dan tisu masyarakat, kan?
Alhamdulillah,
sekarang di rumah pun lebih banyak memanfaatkan kain seperti jilbab atau baju
yang sudah tak dipakai untuk dijadikan tisu kain, yang digunakan untuk
membersihkan kompor, lemari, kaca, dan perabotan rumah lainnya.
Aku
pun sudah beralih menggunaakan sapu tangan untuk dibawa kemana-mana. Ternyata hal
ini justru lebih hemat karena sapu tangan tersebut bisa dipakai ulang dengan
dicuci. Sehingga beban sampah di bumi dari limbah kertas atau pun tisu jadi
berkurang.
2.
Menjaga kebersihan hutan
Saat
sedang jalan-jalan menjelajah hutan, jangan pernah membuang sampah di hutan sembarangan
meski hanya sampah sebuah permen. Aku biasa membawa wadah sampah sendiri saat
bepergian, termasuk saat menjelajahi hutan, agar nanti bisa membuangnya di
tempat pembuangan sampah yang seharusnya.
Tetap jaga keindahan hutan dengan bersikap baik selama di hutan, tidak buang sampah sembarangan dan tidak merusak tanaman |
3.
Menanam dan pelihara pohon di rumah sebagai wujud cinta bumi. Hal ini akan
membuat lingkungan kita lebih sejuk karena pohon yang kita tanam mampu menyerap
karbondioksida dan zat racun lainnya yang ada di udara.
Itu
adalah langkah kecilku, yang kuharap bisa memberi bantuan demi bumiku yang
indah ini.
Sebenarnya
ada banyak cara mudah lainnya yang bisa dilakukan untuk menjaga hutan, yakni:
1.
Tidak membakar sampah atau rumput kering saat sedang berada di area hutan
2.
Jangan merusak tanaman saat sedang jalan-jalan di hutan.
3.
Jangan menyakiti hewan yang ada di hutan apalagi sampai menangkap dan
membawanya pulang karena lucu, unik, dan menggemaskan.
4.
Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala saat berada di hutan. Karena salah
satu penyebab kebakaran hutan adalah disebabkan hal sepele, seperti puntung rokok.
Jika
kita bisa menerapkan langkah-langkah kecil ini dalam menjaga hutan, yakinlah
hutan dan lingkungan kita akan terjaga dan bumi pun akan semakin nyaman
ditinggali.
Solusi Mengatasi Kebakaran Hutan
Banyaknya
hutan adalah anugerah dan salah satu kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Namun
di satu sisi, kebakaran pada hutan dan lahan tampaknya telah menjadi langganan
setiap tahunnya.
Saat
terjadinya kebakaran hutan, butuh waktu cukup lama untuk bisa memadamkan api
dan mendinginkan hutan yang terbakar. Inilah yang pada akhinya akan memberikan
dampak polusi yang buruk, bahkan dapat juga memakan korban jiwa baik bagi hewan
yang berada di dalam hutan, maupun manusia di sekitarnya karena sakit
pernafasan.
Lantas,
bagaimana cara terbaik dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan?
Pertama,
hindari membakar sampah di lahan atau hutan, terutama pada saat angin kencang. Hal
ini berisiko akan menyebarkan kobaran api dengan cepat dan menyebabkan
kebakaran yang dahsyat.
Kedua,
jangan buang puntung rokok yang masih menyala secara sembarangan di area hutan
atau lahan, karena akan mudah memicu terjadinya kebakaran. Terutama area yang
banyak daun keringnya.
Ketiga,
tidak membuat api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran saat sedang
berada di hutan atau lahan. Misalnya ketika sedang jalan-jalan atau berkemah.
Keempat,
pastikan api sudah benar-benar padam saat memang harus melakukan pembakaran sebelum
meninggalkan tempat itu.
Kelima, lakukan pembakaran terkendali jika buka lahan dengan memastikan tidak ada benda yang mudah terbakar di sekitar lokasi pembakaran, agar
tidak memicu kobaran api yang lebih besar dan luas.
Dengan
memerhatikan beberapa hal di atas, diharapkan dapat menekan potensi kebakaran
hutan, yang tentu saja bisa berdampak buruk bagi lingkungan hingga manusia.
Yuk
#BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan sebagai wujud cinta lingkungan
melalui aksi nyata #UntukmuBumiku karena hutan yang sehat berarti juga orang
yang sehat. Jaga hutan, maka hutan akan menjaga kita semua.
Di bulan Agustus ini, kita tidak hanya merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78, tetapi ada juga Hari Hutan Indonesia pada 7 Agustus 2023.
Momen kemerdekaan dan Hari Hutan Indonesia ini bisa kita jadikan titik awal untuk mulai memerdekakan hak udara bersih, hak lingkungan sehat dan terjaga, yakni dengan jaga hutan karena hutan sumber kehidupan.
Referensi:
https://indonesia.go.id
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/hindari-kebakaran-hutan-dengan-5-langkah
https://econusa.id/id/ecoblog/suku-dani-manfaatkan-hutan-sebagai-sumber-obat/
https://indonesiabaik.id/infografis/waspada-dampak-kebakaran-hutan-dan-lahan
https://www.mongabay.co.id/2019/10/26/menyibak-problem-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia-yang-tak-pernah-usai/
https://twitter.com/InfoHumasBMKG/status/1666276572750561280
https://www.bps.go.id/
hutan perlu banget kita jaga ya, sekarang udara bersih itu mahal. Beruntung di Indonesia masih banyak pohon, tapi di Korea itu debu udah banyak. Tapi, PR kita ya melestariakan hutan ya
BalasHapusIya mbak, kita harus jaga hutan agar tetap terjaga, terutama dari orang2 yang tidak bertanggung jawab
HapusWah aku nih masih belum bisa lepas dari penggunaan tisu. Huhuhu. Kayaknya mulai sekarang harus mulai belajar tuk mengurangi/bahkan gak pake tisu lagi. Demi keberlangsungan hutan kita.
BalasHapusNgomongin hutan emang berasa adem banget. Tapi suka sedih kalau dengar berita tentang kebakaran hutan. Membayangkan mereka yang terdampak dan fauna yang harus hilang karena keserakahan manusia. Semoga dengan hal-hal kecil yang dilakukan bersama bisa berdampak dalam mempertahankan hutan.
BalasHapusmemang pelestarian hutan itu semua harus dimulai dari diri kita sendiri ya, Mba. Jika setiap individu sudah bisa menjalankan hal kecil buat pelestarian hutan, insya Allah berdampak besar untuk semua
BalasHapusSepertinya untuk menjadi sadar akan kelestarian hutan akan terasa sulit apalagi generasi sekarang ini sedikit pemahaman tentang pentingnya keberadaan hutan.
BalasHapus