Kerugian biasanya selalu diidentikkan dengan kehilangan sesuatu yang pernah menjadi milik kita. Misalnya kehilangan pekerjaan, kehilangan materi, kehilangan seseorang, atau bisa juga mengalami ketidakberuntungan dalam bisnis. Semua ini tentu membuat kita sangat sedih. Lantas bagaimana saat kita kehilangan kesempatan ibadah? Misalnya kehilangan waktu di sepertiga malam.
Tidak bisa dipungkiri,
bahwa kehilangan dalam perkara duniawi sering membuat kita larut dalam sedih.
Tak jarang ada yang berduka cita hingga terjebak dalam depresi. Padahal apapun
yang ada di dunia ini sejatinya hanyalah titipan dan bukan hal yang kekal. Sebaliknya,
sikap kita justru berbeda saat kehilangan kesempatan terbaik untuk beribadah.
Padahal kita paham bahwa ibadah yang kita lakukan kelak dapat menjadi harta
paling berharga bagi kehidupan di akhirat.
Bagi mereka yang
beriman, kehilangan dalam perkara duniawi adalah bukan apa-apa. Hal ini tidak
sebanding saat mereka kehilangan waktu untuk bermunjat pada Rabb-nya. Di saat
mereka kehilangan kesempatan beribadah, itu adalah saat paling menyedihkan.
Terlebih di waktu-waktu terbaik yang telah dianjurkan untuk beribadah, seperti
di waktu malam setelah bangun dari tidur, atau yang dikenal dengan istilah
ibadah sholat tahajjud.
Shalat malam (qiyamul
lail) adalah termasuk ibadah sunnah yang dianjurkan. Bahkan Allah menyebut mereka
yang mengerjakannya sebagai ciri-ciri orang yang bertaqwa. Sayangnya, meski ibadah ini bisa dilakukan siapapun,
nyatanya tidak semua orang bisa dengan mudah mengerjakannya. Karena ibadah
malam ini termasuk amalan yang berat. Lantas apa sajakah kerugian seorang
Muslim jika dia menginggalkan, atau terlewat mengerjakan shalat malam?
Pertama,
Tidak
Mendapatkan Gelar Orang yang Bertakwa
Orang yang bertaqwa
adalah mereka yang dengan ikhlas mau mejalankan segala perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya. Mereka tidak pernah merasa terbebani di saat harus
mengorbankan kesenangan diri demi Allah ta’ala yang sangat dicintai. Amalan
apapun yang mereka lakukan, semata-mata hanya untuk mengharap ridho dan
rahmat-Nya
Allah tabaaroka
wata’ala berfirman dalam kitan suci Al-Qur’an:
‘Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air-mata air,” (QS: Adz Dzariyaat: 15)
“Di
dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan
di waktu pagi sebelum fajar.” (QS: Adz Dzariyaat:
17-18)
Kedua,
Kehilangan Waktu Mustajab Untuk Berdoa
Ada banyak waktu terbaik yang disarankan pada kita untuk banyak-banyak memanjatkan doa kepada Allah. Karena di waktu-waktu itu diyakini sebagai waktu mustajabnya doa. Salah satu waktu yang paling baik untuk berdoa itu adalah waktu di sepertiga malam. Apapun hajat kita, insya Allah akan dikabulkan-Nya di waktu yang tepat.
Hal ini juga sebagaimana
yang telah Allah anugerahkan kepada Nabi Zakariyya ‘alaihisallam, yang tercatat
dalam kitab suci Al-Qur’an berikut:
“Kemudian para malaikat
memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan sholat di mihrab, “Allah menyampaikan
kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang
datang) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan
seorang Nabi diantara orang-orang sholeh.” (QS: Ali ‘Imran: 39)
Ketiga, Kehilangan Kesempatan Menghapus Dosa
Setiap manusia pasti
tidak akan pernah luput dari jerat dosa dan terjebak dalam khilaf. Karena itu
juga merupakan bagian dari sifat manusia. Namun setiap manusia punya kesempatan
untuk menghapus dosa-dosanya. Telebih Allah adalah Sang Maha Pengampun. Salah
satu cara menghapus dosa adalah dengan banyak melakukan kebaikan. Karena
kebaikan itu akan menutup keburukan. Misalnya dengan rutin sholat malam.
“hendaklah kalian
melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu merupakan kebiasaan
orang-orang sholih sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan
kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa.” (HR. At-Tirmidzi,
Al-Hakim, Baihaqi)
Keempat,
Kehilangan Kesempatan Mendapat Tempat Terpuji
Allah telah menjanjikan
bahwa mereka yang beriman dan melaksanakan sholat tahajjud, maka akan diganjar
dengan diangkat derajatnya ke tempat yang terpuji. Hal ini sebagaimana yang
telah Allah firmankan,”Dan pada
sebahagian malam hari lakukanlah sholat tahajjud (sebagai suatu ibadah)
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
(QS: Al Isra’: 79)
Kelima,
Kehilangan Kesempatan Mendapat Perhatian Allah
Allah hadir di waktu
malam, dimana banyak mata telah terlelap dalam tidur. Di saat itu Allah akan
memberikan perhatian kepada siapa saja yang dilihat-Nya bangun malam dan
bermunajat kepada-Nya.
Dalam kitab suci Al-Qur’an Allah berfirman: Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat), dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud. (QS: Asy Syu’araa’: 218-219)
Sholat sunnah di waktu
malam memang memiliki banyak keutamaan. Karenanya tak heran jika mereka yang
kehilangan waktu terbaik untuk beribadah pada Allah ini akan merasa sangat
bersedih.
Seorang ulama salaf,
‘Atha Al-Khurasani berkata,”Sesungguhnya
orang yang bangun malam menunaikan sholat tahajjud, akan mendapat kegembiraan
di dalam hatinya lantaran dapat menunaikannya. Sedangkan saat matanya mengantuk
hingga tertidur dan tak bisa menunaikan tahajjud, maka ketika bangun subuh ia
merasa sedih, merasa patah hati (merasa takut), seakan-akan ia telah kehilangan
sesuatu yang sangat berharga baginya.” (Al-Mawarzi, Mukhtashar Qiyamul
Lail: 54)
Nah, bagaimana? Setelah
mengetahui betapa sangat meruginya kita saat kehilangan waktu di sepertiga malam ini, apakah kita masih rela menyia-nyiakannya?
Yuk mulai istiqomah shalat malam walau hanya 2 rakaat. Ya Allah, bantulah kami
dan jadikanlah kami orang-orang yang mudah melaksanakan qiyamul lail. Aamiin
yaa mujiib.
Posting Komentar