Sumber foto: greeners.co |
Makin hari kondisi bumi kita ini terlihat makin rapuh. Bahkan bumi disebutkan dalam masa kritis. Dan jika manusia tetap pada sikap tidak pedulinya terhadap bumi, maka sebuah ancaman besar harus siap kita hadapi.
Sebagai bentuk kepedulian akan nasib lingkungan dan bumi, maka setiap tahunnya di tanggal 3 Juli diperingati sebagai Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia (International Plastic Bag Free Day).
Peringatan ini dimakasudkan untuk mengajak masyarakat dunia, agar lebih sadar akan bahaya kantong plastik. Sehingga mereka tergerak untuk segera bertindak dalam mengontrol penggunaan kantong plastik.
Di masyarakat saat ini perilaku membuang sampah sembarangan, seperti ke sungai atau saluran air masih banyak terjadi. Bukan karena masyarakat tidak paham fungsi kotak sampah atau tempat pembuangan sampah yang telah dianjurkan.
Tapi, mungkin kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan dan sekitar. Dan aku yakin mereka pun juga paham bahwa hal itu dapat mengakibatkan aliran air jadi tidak lancar. Dan yang lebih parah adalah dapat menyebabkan banjir.
Berbicara tentang sampah plastik, sudah sejak dua tahun lalu aku memutuskan untuk mulai mengurangi penggunaan sampah plastik. Tidak mudah memang untuk menghindari penggunaan peralatan berbahan plastik. Terutama penggunaan kantong plastik itu sendiri.
Mengapa Plastik Jadi Andalan?
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa plastik sudah sejak lama menjadi barang yang banyak dipakai oleh masyarakat dunia. Karena kegunaannya yang bisa membantu masyarakat untuk mempermudah membawa barang-barang yang tidak memungkinkan, jika hanya dibawa dengan menggunakan tangan.
Tak heran jika plastik pun menjadi salah satu benda yang tingkat konsumsinya tinggi. Tidak hanya karena kepraktisannya saja yang membuat banyak orang mencarinya, tetapi harganya pun sangat murah. Bahkan di Indonesia plastik adalah barang gratis. Jadilah plastik andalan dalam mengemas berbagai barang.
Namun dibalik manfaat dan kepraktisannya itu, ternyata kehadiran plastik juga membawa dampak serius bagi keseimbangan dan kelangsungan hidup semua penghuni di bumi.
Masalah Sampah Plastik di Indonesia
Di Indonesia, data menyebutkan bahwa hampir setiap tahun masyarakat telah memakai 100 miliar kantong plastik. Wah...jumlah yang luar biasa, kan? Masalah volume sampah ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena efek buruknya pada lingkungan.
Di satu sisi, terkadang sampah-sampah plastik itu masih banyak yang dibuang ke sembarang tempat, bukan ke tempat yang sudah disarankan.
Lihatlah di sekitar kita, betapa banyak kita temukan botol-botol minum plastik yang dibuang di jalan atau ke saluran air. Hal ini semakin menambah masalah tentunya. Limbah plastik tadi tidak bisa di daur ulang, karena terserak dimana-mana.
Para aktivis lingkungan telah sangat aktif menyebarkan edukasinya terkait pentingnya menjaga dan merawat bumi. Bahkan pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan terkait penggunaan kantong plastik.
Beberapa daerah di tanah air juga telah menerapkan pembatasan penggunaan kantong plastik sekali pakai, guna menekan jumlah sampah plastik.
Dan yang terbaru adalah kota Jakarta. Ibukota negara ini telah menerapkan aturan penggunaan kantong plastik, melalui Peraturan Gubernur No. 142 Tahun 2019, yang mulai berlaku di Ibukota sejak tanggal 1 Juli 2020.
Dengan Pergub ini maka daerah Jakarta mewajibkan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan pada pusat perbelanjaan, pasar rakyat, dan toko swalayan. Semoga saja daerah-daerah lainnya segera menyusul kebijakan Ibukota.
Sumber: theconversation.com |
Semoga saja dengan adanya larangan / pun pembatasan penggunaan kantong plastik sekali pakai, akan membuat masyarakat semakin sadar untuk mulai membawa kantong belanja sendiri. Tentunya kantong belanja yang ramah lingkungan / dapat digunakan berkali-kali.
Dampak Buruk Akibat Sampah Plastik
Sudah saatnya kita waspada dengan ancaman sampah plastik ini. Karena jika kita tetap abai, maka bersiaplah dengan segala dampak buruknya di kemudian hari. Berikut beberapa efek akibat sampah plastik:
Racun Berantai
Sampah plastik yang kita buang dapat meracuni tanah dan semua komponennya, mulai dari tingkat kesuburan tanah hingga meracuni hewan-hewan tanah.
Bukan tidak mungkin racun sampah plastik pun akan sampai ke manusia. Mungkin hewan atau tumbuhan yang kita konsumsi itu memakan hewan tanah yang telah teracuni sampah plastik.
Nah, Meski sampah plastik tadi dimakan hewan atau tumbuhan, tapi ia tetap sulit diurai. Jadi racunnya berpindah lewat urutan proses rantai makanan.
Mengancam Hewan Laut
Hewan laut bisa saja mati karena terjebak di dalam tumpukan sampah plastik, yang kita buang kelaut atau sembarangan di daratan.
Selain itu beberapa hewan seperti lumba, lumba, paus, anjing laut, dan penyu menganggap sampah plastik itu makanan. Nah, karena tidak dapat dicerna, akhirnya mereka pun mati.
Tidak hanya itu, meski hewan tersebut telah mati, tapi bangkai hewan yang penuh dengan sampah plastik itu akan mencemari lingkungan sekitarnya.
Bencana Alam dan Penyebaran Penyakit
Pembuangan sampah plastik ke sungai tidak hanya mencemari air sungai saja, tetapi hal ini dapat mendatangkan banjir.
Selain itu, sampah plastik yang dibuang ke saluran air akan menyumbat alirannya, sehingga genangan air ini menjadi sarang dan tempat berkembangbiak nyamuk, yang tentu berbahaya bagi manusia. Karena nyamuk dapat menyebarkan penyakit, seperti malaria dan DBD.
Bagaimana jika dibakar? Pembakaran ini mengeluarkan asap beracun, yang dapat mencemari udara. Jika terhirup, maka akan menimbulkan berbagai gangguan pernapasan tentunya.
Atau mungkin saja bisa menyebabkan serangan penyakit berbahaya lainnya, karena adanya kandungan bahan kimia yang terdapat di berbagai sampah plastik.
Caraku Mendukung Pengurangan Sampah Plastik
Sampai saat ini aku memang masih terus berupaya tidak menyerah pada kantong plastik dan teman-temannya. Salah satu upayaku adalah dengan membawa kantung belanja sendiri, yang ramah lingkungan, ataupun bisa dipakai ulang.
Aku yakin dengan mengurangi penggunaan barang berbahan plastik dalam kehidupan, akan melahirkan sebuah harapan bagi bumi ini. Karena aku ingin lingkungan dan bumi ini tetap lestari dan indah.
Mungkin langkahku ini belum seberapa, namun setidaknya aku bertindak sebagai wujud kepedulian akan lingkungan.
Hal ini memang tidak mudah. Tapi insyaAllah aku tidak akan menyerah. Rasa cinta pada lingkungan dan bumi tempatku berpijak ini, membuatku terus semangat & berusaha meninggalkan barang-barang plastik sekali pakai.
Selain membawa reusable bag, aku pun mulai membawa peralatan sendiri saat bepergian, mulai dari lunch box, botol minum isi ulang, sedotan, sendok / garpu, dan barang lainnya yang lebih aman bagi diri serta lingkungan.
Tak hanya itu, akupun mulai mempertimbangkan kemasan barang yang ingin kubeli. Contohnya saat ingin membeli saus sambal, aku tidak lagi membeli yang kemasan botol plastik. Mungkin terlihat lebih repot. Tapi aku tidak ingin lebih repot kelak akibat sikap abai pada lingkungan.
Tantangan lainnya yang kerap kuhadapi dalam pengurangan sampah plastik adalah, respon dari mereka yang masih belum paham tentang efek serius sampah plastik pada bumi & kehidupan.
Aku pernah mendapat respon kurang enak saat menolak kantong plastik ketika berbelanja. Pernah juga dinyinyirin pembeli lain saat aku menyodorkan botol minum waktu beli minuman. Dan pernah juga ditertawakan karena bawa sedotan sendiri saat minum di kantin.
Mengapa sikapku dan orang-orang yang peduli bumi ini sebegitunya dengan plastik? Ya, karena sampah plastik adalah salah satu ancaman serius bagi bumi.
Perlu diketahui bahwa produksi sampah plastik setiap menitnya di seluruh dunia mencapai angka sekitar satu juta. Dan sampah plastik sendiri butuh waktu ratusan tahun untuk bisa terurai.
Bahkan sebuah penelitian menyebutkan bahwa sampah plastik butuh waktu antara 200 sampai 400 juta tahun untuk bisa terurai. Can you imagine?
Proses terurai yang lama inilah, yang nantinya dapat mengakibatkan munculnya banyak ancaman bagi keseimbangan bumi beserta kehidupannya. Bahkan ancaman itu berdampak juga pada semua kehidupan yang ada dibumi.
Masih ingatkah dengan kabar kematian seekor paus sperma di Wakatobi akibat ikan besar tersebut banyak memakan sampah plastik?
Sumber foto: gramho.co |
Paus malang tersebut menelan hampir 6 kg plastik & sandal jepit😢. Itu hanya satu dari banyaknya kematian hewan laut akibat sampah plastik. Di dunia sudah banyak berita tentang penghuni laut yang mati karena menelan sampah plastik.
Maka dari itu, sangat penting sekali bagi kita untuk menjaga bumi agar tidak tercemari dan sakit parah. Sehingga kita pun akan merasakan hidup yang lebih sehat dan nyaman.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang, bahkan diri kita sendiri, yang sampai saat ini masih belum lepas dari kebutuhan akan kantong plastik, dan penggunaan barang-barang dari bahan plastik.
Tapi jika kita memang benar peduli akan kelangsungan hidup bumi ini, maka kuatkan tekad untuk mulai mengganti semua komoditi berbahan plastik dengan yang lebih ramah lingkungan.
Barang yang terbuat dari plastik memang lebih nyaman karena sifatnya yang tidak mudah pecah. Sehingga banyak sekali kegunaannya bagi masyarakat.
Namun benda jenis ini bisa menjadi ancaman bagi kehidupan. Untuk itulah kita semua harus sadar akan bahaya yang ditimbulkan sampah plastik di kemudian hari.
Belum terlambat untuk memulai hidup lebih ramah lingkungan. Meski mungkin saat ini efek akibat sampah plastik telah menjalar di bumi, tapi setidaknya kita bisa mencegahnya agar tidak semakin parah, hingga tak ada lagi kesempatan melihat bumi yang penuh keindahan.
"Nowadays, we still have the opportunity to see the beauty of this world. However, this precious beauty will fade away if we are still careless. Let's take an action for the better of living in this world."
Wuah, ngeri juga ya kan dampak dari plastik ini. Kadang saya suka heran sama plastik yang sering nyangkut di pinggir sungai. Hanya bisa ngebatin doang. Kapan ya sampah plastik bisa musnah. Setelah dipikir sekali lagi, cara mengatasinya dengan memberikan kesadaran dalam masyarakat bahwa sebaiknya kita memang mengurangi penggunaan kantong plastik. Kalau enggak salah di Jakarta sudah mulai dilarang ya kan.
BalasHapusduh aku bayangin paus yang menelan sampah plastik itu ngilu rasanya... ya kalo paus gede, lah kalo yang ikan kecil kecil kan bisa mati dan malah busuk ya di lautan?
BalasHapusselain itu sampah plastik memang tidak bisa terurai dengan baik, dan makan waktu puluhan tahun juga, mending beralih ke plastik dari tepung singkong itu ya
semoga Indonesia bebas dari sampah plastik amiiin
Setuju, kita mesti menjaga bumi dengan terus mengurangi pemakaian plastik.
BalasHapusMeskipun belum bisa sepenuhnya, aku berusaha mengurangi sampah plastik.
Menggunakan tas belanja permanen, bawa botol minum sendiri kalau pergi.
Semoga kesadaran mengurangi plastik makin meningkat ya.
ooh di Jakarta ada ya Peraturan Gubernur No. 142 Tahun 2019. Di provinsi saya, tidak tahu saya .... ada nggak ya. Di kota saya belum serius sih penerapan kebijakan tentangs ampah plastik.
BalasHapusooh di Jakarta ada ya Peraturan Gubernur No. 142 Tahun 2019. Di provinsi saya, tidak tahu saya .... ada nggak ya. Di kota saya belum serius sih penerapan kebijakan tentangs ampah plastik.
BalasHapusBener mba dengan membawa reusable bag,peralatan sendiri saat bepergian, mulai dari lunch box, botol minum isi ulang, sedotan, sendok / garpu udh bagian menjaga Bumi y
BalasHapusSemoga dengan peraturan yang sudah ditetapkan, masyarakat jadi makin peduli dengan meminimalisir penggunaan plastik ya, mbak.
BalasHapusProblem terbesarnya, plastik ngga bisa terurai di alam karena merupakan hasil tambang
BalasHapusPlastik hanya bisa hancur menjadi mikroplastik yang mencemari Bumi
Harus banget ini timbul kesadaran untuk nggak lagi membuang sampah plastik ke laut, agar laut kita tetap bersih dan tidak lagi tercemar
BalasHapusSaya mengurangi sampah plastik dg berbelanja pakai keranjang ke warung tetangga. Eh masih ada aja yg komenin, duhh rempong amat si belanja dikit bawa2 keranjang, mau ngeborong ya haha.... sy cuekin aja... yg penting bs do something buat bumi
BalasHapusSebaiknya memang meminimalisir penggunaan plastik. Tapi juga sebaiknya diperbanyak produksi plastik yg bisa didaur ulang. Krn berasa banget praktisnya penggunaan plastik ini dalam kehidupan.
BalasHapusBelum banyak sih yang bisa saya lakukan. Paling yaa menyiapkan tas sendiri dari rumah sebelum pergi berbelanja..dan menggunakan/menyiapkan sedotan stainless supaya gak pakai sedotan plastik saat beli minuman.
BalasHapusInti nya sekarang itu,mau atau nggak mengurangi pemakaian benda berplastik. Apalagi hampir disetiap jalan yang dilalui masih banyak sampah plastik atau botol berserakan begitu aja walau sudah ada tempat sampah yang di sediakan.
BalasHapusKalau nggak ada niat dari diri sendiri memang akan susah terlaksana, karena seperti yang diketahui kalau sampah plastik itu susah untuk di hancurkan beda dengan dedaunan
Penggunaan kantong plastik emang dikenal praktis dan (dulu) dianggap jadi solusi masalah. Sayangnya booming plastik waste ini terjadi akibat melonjaknya panggunaan plastik yg berlebihan di hampir semua aspek kehidupan, baik alat kantor hingga house ware, termasuk kantong plastik. Jadi inget dg penggunaan tampon atau popok bayi. Pointnya, mungkin kita bisa mulai gerakan ini dari diri sendiri. Action talks louder than words.. itu menurutku lho, mb^^
BalasHapusmari lestarikan budaya Go-Green :D semangat bagi kita semua, pasti bisa!
BalasHapusWah iya nih masih sesekali pakai plastik. Belum bisa Lepas 100% apalagi kalau dapat hantaran dari tetangga rasanya mau pilah sampah kok malas hahaha memang semua harus diawali dari diri sendiri ya
BalasHapus