Komunikasi merupakan bagian yang
penting dalam kehidupan. Melalui sebuah komunikasi kita dapat memahami banyak hal yang berhubungan dengan kehidupan.
Karena komunikasi itu bukan hanya sebuah media untuk membangun sebuah
interaksi. Tetapi komunikasi adalah sebuah jembatan untuk lebih mengenal dunia
dan karakter orang-orang. Namun di satu
sisi, tak jarang sebuah komunikasi menimbulkan kesalah pahaman antar pihak yang
terlibat dalam komunikasi itu sendiri. Hal inilah yang terkadang membuat sebuah
hubungan menjadi tidak harmonis. Untuk itu perlunya mempelajari dan
mengaplikasikan seni berkomunikasi yang baik, agar tercipta hubungan yang
selaras dan harmonis.
Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang produktif. Dengan kata lain, komunikasi yang dibangun memfokuskan pada hal-hal positif, yang
memerhatikan penggunaan kata yang dipakai, bahasa tubuh, serta setting tempat dan waktu. Terutama saat
kita berkomunikasi dengan anak-anak. Karena mereka adalah jiwa rentan yang
mudah terpapar pengaruh dan kebiasaan di sekitarnya. Jka kita sebagai orang
dewasa kerap berkata kasar, tentunya anak-anak akan belajar cara bebicara yang
kasar pula. Dan hal ini sangat tidak baik bagi perkembangan karakternya kelak.
Sebelumnya aku mengaplikasikan
seni komunikasi produktif dengan adikku. Namun saat ini adikku sedang hijrah ke
ibu kota meraih mimpinya. Jadi untuk komunikasi
produktif hari ini, aku mencoba menerapkannya pada keponakanku, Sheena Atthaya
Ilmi, yang berumur 4 tahun. Sheena ini anaknya cukup aktif, cerdas, dan
menyenangkan. Untuk membangun kedekatan dengannya juga termasuk hal yang mudah,
karena Sheena merupakan seorang yang
supel untuk anak seusianya.
Hari ini Bundanya Sheena sedikit
kesal karena si kecil bersikukuh mogok makan. Alasannya karena Sheena tidak
suka makanan yang disuguhkan Bundanya. Padahal beberapa hari yang lalu ia tidak
menolak melahapnya. Tapi entah mengapa hari ini Sheena menolak. Rasa penasaran pun menggerakkan kakiku untuk
mendekatinya. Saat itu Sheena sedang main di teras depan dengan mainannya.
Aunty: Sheena sudah makan?
Sheena: (Menggeleng dengan bibir
manyun)
Aunty: Kok belum makan? Bukannya Bunda
sudah siapkan makanan tadi?
Sheena: Nggak suka
Aunty: (Mengambil posisi berjongkok)
Bukannya Sheena suka makan sup tahu? (Membangun eye contact saat berbicara dengannya)
Sheena: Maunya makan sama bola
telur (maksudnya telur puyuh). Tapi kata Bunda nggak ada.
Setelah ditelusuri, ternyata
Sheena ingin menu yang lain. Aku berusaha memberikan pengertian padanya dengan
bahasa yang tentunya bisa dipahaminya. Bahwa dia harus menghargai setiap
perbuatan orang lain untuknya. Dan terutama mensyukuri setiap nikmat yang Allah
berikan. Apapun yang ada hari itu, adalah bentuk rezeki Allah kepada
hamba-hamba yang di sayang-Nya. Alhamdulillah setelah berkomunikasi dari hati
ke hati ini, Sheena mau makan dan ceria lagi.
Komunikasi hari ini dengannya
memberikan pelajaran bahwa dengan mensejajarkan diri terhadap lawan bicara,
akan lebih mudah memasukkan penekanan dan inti dari komunikasi kita padanya. Posisi
sejajar akan mempertemukan dua bola mata dengan lawan bicara. Hal ini sangat
bermanfaat dalam berkomunikasi terhadap anak. Karena kontak mata akan memberikan
kesan kepercayaan, kehangatan, dan rasa nyaman padanya. Meskipun hal ini
dianggap sepele, tetapi dampaknya sangat baik bagi perkembangan dan caranya
berkomunikasi kelak. Terutama juga untuk lebih membangun nuansa harmonis dan
nyaman dalam sebuah keluarga.
#Hari8
#GameLevel1
#Tantangan10H
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
Posting Komentar