Berkomunikasi bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Namun untuk menciptkan komunikasi yang produktif, tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi. Terutama di saat pembicara atau pendengar ingin lebih intens serta memusatkan informasi yang dibicarakan. Untuk itulah perlu adanya kesadaran untuk memahami situasi dan kondisi masing-masing, agar komunikasi dapat terlaksana dengan baik.
Dalam berkomunikasi, manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan untuk didengar, diterima, dimengerti, dan dihargai. Dan hal ini sangat berkaitan erat dengan perasaan manusia itu sendiri tentunya. Hal ini pula yang menjadi kunci komunikasi yang produktif.
Seharian ini si adik terlihat sedikit lelah dengan aktivitasnya. Dan kuperhatikan adikku seperti sedang dalam mood yang kurang baik. Hal ini terlukis di wajahnya yang enggan menunjukkan senyum. Hmmm...baiklah. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat berkomunikasi dengannya. Karena di saat seseorang sedang dalam kondisi seperti ini, akan tidak efektif membahas apapun. Jadi kubiarkan si adik merontokkan bad mood yang menjalar di tubuhnya dulu. Barulah setelah itu aku ajak ia berbicara.
Namun diluar dugaan, adikku sudah membuka obrolan lebih dulu.
Adik: Ni, tau Sera (nama samaran),kan? (Berbicara dengan wajah bete)
Uni: Iya, kenapa?" (Tetap berusaha berbicara ramah dengan intonasi lembut)
Adik: Kemarin dia nge-chat. Ya Iza seneng temen lama tiba-tiba say Hi. Tapi tadi dia nge-chat minta isiin pulsa. Katanya pengen nyicip uang Iza. Kan bete banget. Sudah nggak pernah ngasih kabar. Terus tiba-tiba minta pulsa. Bete banget. (Dengan nada sedikit kesal)
Uni: Hmm...Ya sudah isiin aja pulsa. Anggap aja sedekah. Nggak ada gunanya kesel gitu.
Adik: Bukan masalah pulsanya. Tapi caranya itu. (Masih terlihat kesal)
Uni: Iza kesel banget, ya? Terus gimana? Iza mau isiin atau nggak?
Adik: Ya Iza tau sih dia lagi susah sekarang. Tapi kan nggak gitu.
Uni: Ya sudah. Buang jauh-jauh keselnya. Anggap aja Iza bantuin dia. Semoga ikhlasnya Iza berbuah kebaikan. (Kurangkul bahunya sambil tersenyum menatap ke arahnya. Menunggu si adik tersenyum dan rasa kesal itu pergi)
Adik: (Tersenyum) iya sih, Ni. Kasian sekarang dia banyak masalah. Coba dia masih tinggal di sini.
Akhirnya rona bete dan kesal si adik mulai luntur. Dari konunikasi ini kubelajar bahwa pentingnya menjadi pendengar yang baik bagi teman bicara kita. Terutama jika hatinya sedang butuh dukungan. Memahami perasaannya saat berkomunikasi akan menciptakan kehangatan dan jalinan hubungan yang lebih akrab, tidak hanya kini. Tapi untuk seterusnya.
#hari7
#gamelevel1#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Posting Komentar