Shalahuddin Al-Ayyubi Dan Penaklukkan Jerusalem - Sejarah mencatat bahwa umat Muslim memiliki banyak pejuang dan ksatria hebat, yang telah berjasa besar dalam berbagai penaklukkan, pembebasan, dan membawa Islam pada masa kejayaan. Salah satunya adalah Yusuf bin Najmuddin Al-Ayyubi, atau yang lebih dikenal dengan nama Shalahuddin Al-Ayyubi. Beliau adalah seorang Jendral dan Prajurit Muslim yang telah berhasil memimpin pasukannya dalam perang Salib, dan merebut kembali kota suci Yerusalem.
Masa-mada kejayaan dan kisah-kisah heroik pejuang Muslim telah banyak diungkap melalui karya literasi oleh para penulis besar, termasuk buku berjudul Shalahuddin Al-Ayyubi Sang Penakluk Jerusalem yang ditulis oleh Dr. Abdullah Nashih 'Ulwan. Buku setebal 274 halaman ini berisi tentang:
1.Biografi Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.
2.Sifat dan kepribadian mulia yang dimiliki Shalahuddin Al-Ayyubi.
3.Strategi perang, kecerdasan, dan kepiawaian Shalahuddin Al-Ayyubi.
4.Penaklukkan kota suci umat Islam (Yerusalem, Palestina), yang selama 88 tahun dikuasai tentara Salib.
5.Rahasia dan hal-hal yang menyebabkan kemenangan umat Muslim atas Yerusalem di bawah komando Shalahuddin Al-Ayyubi.
6. Berbagai perbaikan dan penyelesaian masalah dengan bijak yang dilakukan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Dr. Abdullah Nashih 'Ulwan yang berasal dari kota Halab, Suriah ini menggambarkan dengan detail setiap kejadian dan fakta-fakta sejarah yang terjadi di masa kehidupan Shalahuddin Al'Ayyubi, mulai sejak sang Sultan mulia itu lahir hingga akhir hayatnya. Semua kejadian yang ditulisnya dalam buku ini benar-benar mampu menumbuhkan kembali semangat jihad demi merebut kembali tanah-tanah kaum Muslimin seperti Palestina dan Al-Quds dari kedzaliman kaum kafir.
Lewat buku ini sebuah sejarah luar biasa mengenai masa-masa kejayaan Islam dibawah pimpinan sang penakluk Yerusalem, Shalahuddin Al-Ayyubi kembali dihadirkan dengan rangkaian kata, yang mampu membawa kita melihat ke masa keemasan itu. Meskipun kejadian ini telah berlalu sangat lama, namun apa yang dilakukan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi adalah wujud teladan yang nyata bagi kita umat Muslim dalam menyikapi kedzaliman kaum kuffar terhadap umat Rosulullah SAW. Terutama pada masa sekarang ini, dimana umat Uslam kerap dideskreditkan dan mendapat perlakuan dzalim tak berprikemanusiaan.
Shalahuddin yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk jihad di jalan Allah, menyatukan kaum Muslimin untuk memerdekakan negeri Muslim yang terjajah. Ditinggalkannya negeri, keluarga, dan anak-anaknya dengan segala kemewahan dan ketentramannya demi tercapainya cita-citanya, membebaskan masjidil Aqsha. Seperti halnya Nuruddin mahmud yang tidak pernah tersenyum semenjak Baitul Maqdis dikuasai tentara Salib. "Saya malu kepada Allah yang melihatku tersenyum sedangkan kaum Muslimin terjajah," kata Nuruddin. (Hal:63)
Shalahuddin yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk jihad di jalan Allah, menyatukan kaum Muslimin untuk memerdekakan negeri Muslim yang terjajah. Ditinggalkannya negeri, keluarga, dan anak-anaknya dengan segala kemewahan dan ketentramannya demi tercapainya cita-citanya, membebaskan masjidil Aqsha. Seperti halnya Nuruddin mahmud yang tidak pernah tersenyum semenjak Baitul Maqdis dikuasai tentara Salib. "Saya malu kepada Allah yang melihatku tersenyum sedangkan kaum Muslimin terjajah," kata Nuruddin. (Hal:63)
Dari semua peristiwa sejarah yang dikisahkan dalam buku Shalahuddin Al-Ayyubi Sang Penakluk Jerusalem, terlihat jelas bahwa samg Sultan adalah seorang ksatria sejati yamg patut diteladani. Sifat dan karakter beliau termasuk mendekati sempurna, baik dalam hal keberanian, kecerdasan, strategi perang, kasih sayang, terlebih dalam hal ketaatannya kepada Allah ta'ala.
Dia memperlakukan pasukan Salib dengan lembut, kasih sayang, dan baik. hal itu untuk memberi contoh yang baik dalam masalah toleransi,keadilaan, dan pemaafan tatkala dalam posisikuat kepada penjajah, raja-raja yang bertindak sewenang-wenang dan dzalim,dan orang-orang Salibis yang mendengki Islam dan kaum Muslim. Tujuannya untuk memberitahu mereka semua bahwa Islam adalah agama kasih sayang dan manusiawi. Islam tidak akan menghunuskan pedang kepada pihak yang kalah, menyiksa pihak yang meminta jaminan keamanan, atau menumpahkan darah manusia secara dzalim dan sewenang-wenang. (Hal:124)
Melalui buku ini kita dikenalkan dengan seorang pahlawan Muslim sejati yang telah berjasa membebaskan Palestina dari kebiadaban dan kedzaliman para musuh-musuh Islam, seperti pasukan Frank Salibis. Dari buku ini pula seharusnya kita umat Muslim bisa menapaki dan meneladani siasat luar biasa sang Sultan, yang mengakibatkan banyak orang gentar tatkala hanya mendengar namanya. Strategi perang yang selalu dimaksudkan untuk menegakkan kalimat Allah inilah yang pada akhirnya mengantarkan kemenangan demi kemenangan umat Muslim.
Apa Pentingnya Membaca Sejarah?
Sejarah merupakan suatu peristiwa yang berlangsung di waktu lampau. Tetapi meskipun kejadian-kejadian itu telah lewat, bukan berarti menjadi hal yang terlupakan. Karena dari sejarah kita belajar tentang banyak hal, misalnya kehidupan masyarakat di masa lalu, asal-usul, atau pun peristiwa-peristiwa penting yang wajib diketahui. Sejarah hadir sebagai bahan ibroh bagi masyarakat selanjutnya, agar menjadi generasi yang lebih baik. Karena pada dasarnya sejarah itu kerap berulang. Bedanya ia mengambil peran, waktu, dan tempat berbeda. Jadi tidak ada istilahnya melupakan sejarah, atau enggan menggali sejarah. Ingatlah sebait kalimat bijak berikut.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya".
Apa Pentingnya Membaca Sejarah?
Sejarah merupakan suatu peristiwa yang berlangsung di waktu lampau. Tetapi meskipun kejadian-kejadian itu telah lewat, bukan berarti menjadi hal yang terlupakan. Karena dari sejarah kita belajar tentang banyak hal, misalnya kehidupan masyarakat di masa lalu, asal-usul, atau pun peristiwa-peristiwa penting yang wajib diketahui. Sejarah hadir sebagai bahan ibroh bagi masyarakat selanjutnya, agar menjadi generasi yang lebih baik. Karena pada dasarnya sejarah itu kerap berulang. Bedanya ia mengambil peran, waktu, dan tempat berbeda. Jadi tidak ada istilahnya melupakan sejarah, atau enggan menggali sejarah. Ingatlah sebait kalimat bijak berikut.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya".
Sejarah bukan hanya tentang kejadian menarik untuk ditelaah. Tetapi sejarah pun dapat dijadikan media pengalaman, pengetahuan, hingga pemecahan masalah terhadap problematika yang terjadi saat ini. Contohnya seperti sejarah pembebasan tanah kaum Muslimin yang didzolimi kaum Kuffar oleh Pahlawan Muslim nan Mulia, Shalahuddin Al-Ayyubi. Dari peristiwa besar ini, sudah seharusnya kita umat Muslim dapat menjadikanmya pedoman dalam perebutan dan pembebasan tanah Palestina untuk kedua kalinya. Dengan membuka dan membaca kembali sejarah, akan memberikan kita jalan keluar dan pelajaran atas apa yang kini sedang terjadi.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal." (Q.S Yusuf: 111)
#TugasRCO
#Tugas1Level3
#OneDayOnePost
Posting Komentar