Pada
sekitar awal bulan Juli 2017, komunitas kepenulisan One Day One Post (ODOP) meluncurkan
tiga program keren bagi anggotanya, yaitu: Kelas Non Fiksi, Kelas Fiksi, dan
Kelas Reading Chalenge ODOP (RCO). Keluarga besar ODOP terlihat sangat antusias
merespon kehadiran kelas-kelas ini. Hal ini terbukti dengan jumlah peserta yang
mendaftarkan diri. Bahkan ada yang mendaftar di ketiga kelas sekaligus. Terutama
saya. Karena saya memang termasuk yang rakus ilmu dan belajar. Terlebih kelas-kelas
ini free of charge.
Yang
namanya kelas, sudah pasti ada peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi,
serta sanksi yang harus ditanggung jika melanggarnya. Di kelas fiksi dan non
fiksi, setiap anggota hanya diberikan tiga poin (nyawa) selama mengikuti kelas.
Poin akan berkurang satu jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan sesuai
date line. Dan khusus non fiksi, poin hanya akan berkurang setengah jika tidak
menyetorkan progress naskah yang akan diterbitkan sesuai date line. Tetapi poin
akan dikembalikan jika setor progress naskah telah tertunaikan. Materi diberika
dua kali seminggu dan setelahnya ada tugas bagi anggotanya. Sedangkan RCO
mempunyai peraturan yang sedikit berbeda. Kami tidak dibekali nyawa. Tetapi,
secara otomatis peserta akan tinggal kelas jika tidak melaporkan aktivitas
membaca sesuai peraturan yang telah ditetapkan.
Beruntung
sekali rasanya bisa menjadi bagian keluarga ODOP. Komunitas kepenulisan ini
sudah menjadi tempat ternyaman untuk berdiskusi, berbagi, curhat, menimba ilmu,
serta bertanya tentang banyak hal selain dunia kepenulisan. Kami di sini sudah
seperti saudara. Semua saling dukung dan menguatkan. Terlebih di ODOP itu
banyak dihuni oleh orang-orang keren dan hebat yang low profile serta menginspirasi. Mereka tidak hanya ahli di bidang
kepenulisan. Tetapi di bidang lainnya yang bisa dijadikan referensi untuk
bertanya. Terima kasih bang Syaiha, founder ODOP, yang telah menjadikan
komunitas ini ada. I am all about you ODOPers.
Ketiga
kelas ditangani oleh orang-orang keren seperti: kang Fery, mbak Na, mbak Dewie
Dean (kelas RCO); mabak Wiwid Nurwidayati, uncle Ik, mbak Mabruroh Qosim (kelas
Fiksi); mbak Dewie Dean, teh Santi Rosmala, mbak Sakifah Ismail (kelas Non
Fiksi). Materi-materi di kelas fiksi dan non fiksi telah banyak mebuka wawasan
tentang dunia kepenulisan. And of course,
it really helps us in increasing the quality of our writings. Dari tugas
yang diberikan pun telah mengarahkan kami agar mampu menghasilkan
tulisan-tulisan yang berbeda setiap waktunya. Jadi tulisan itu lebih kaya. Tidak
dominan di satu tipe saja.
Namun
sayang, kebersamaan di kelas fiksi dan non fiksi harus berakhir. Karena memang
program ini dirancang untuk membantu, membekali dan membimbing anggotanya
menelurkan karya nyata. Tiga bulan kebersamaan terasa begitu singkat. Rasanya masih
kurang puas menimba ilmu di kelas fiksi dan non fiksi. Tetapi berakhirnya kelas
ini tidak boleh mematikan semangat menulis dan niat menghasilkan karya pada
akhirnya. Terutama naskah yang sudah dibuat selama kelas berlangsung. Tulisan-tulisan
itu sedang menunggu waktunya untuk segera rilis. Jadi, jangan sia-siakan apa
yang ada di otak dan mari kita buat hidup lebih berharga dengan karya
bermanfaat. Dan ayo buat para PJ di kelas fiksi dan non fiksi bangga. Terima kasih
para PJ atas waktu dan keikhlasannya membimbing serta berbagi ilmu dengan kami.
Terima kasih juga untuk sertifikatnya. It’s
really great. Kalian luar biasa. Semoga Allah mengganjarnya dengan ganjaran
mulia.
Sedangkan
kelas RCO, hingga detik ini masih berlangsung. Karena memang masih ada beberapa
level yang harus dilalui. Di RCO, setiap naik kelas, maka peserta akan mendapatkan
sertifikat tanda lulus, dan reward berupa
buku pilihan bagi peserta terbaik (peserta terkonsisten dengan jumlah halaman
terbanyak). Senang sekali rasanya saat dinyatakan lulus dan dapat sertifikat. Viva RCO.
Bersyukur
sekali dengan adanya RCO. Karena sebelumnya, membaca adalah kegiatan yang saya
lakukan suka-suka, hanya di saat tertentu dan buku-buku tertentu saja. Tetapi sekarang,
membaca adalah kegiatan rutin serta bahan bacaan pun jadi lebih beragam. RCO
sangat membantu kami memperkaya pengetahuan untuk bekal menulis. Terlebih seorang
penulis itu sumber gizi terpentingnya adalah membaca, agar bisa menghasilkan
tulisan yang baik. semoga kami tetap istiqomah dan meneguhkan hati untuk
senantiasa membaca yang baik-baik dan bermanfaat. Semoga kesabaran para PJ RCO
menyemangati kami yang suka telat atau lupa lapor mendapatkan balasan pahala
dari Allah SWT. terima kasih PJ RCO. You
are amazing.
The more that you read, the more things you will know (Seuss)
Alhamdulillah, jika semuanya bermanfaat...
BalasHapusSemoga nanti ada kelas atau proyek yang lebih OK lagi di Komunitas ODOP tercinta kita ini...
Semangat terus Kaka Rika.
Oiya, sebagai Peserta Terbaik di Kelas RCO Level 3, sudah menentukan kah?
Ditunggu
:D
alhamdulillah berkah luar biasa ada di ODOP
Hapusalhamdulillah sudah saya WApri tadi :)
Alhamdulillah. Saya juga bersyukur bisa mengikuti tiga program itu. Luar biasa.
BalasHapusTerima kasih untuk para PJ atas kerja keras, kesabaran dan dedikasinya membimbing kami. Semoga Allah memberkahi kita semua.
Bener pak Parto. Bersyukur ada di ODOP
Hapusaamiin Ya Rabb
Kalian memang luar biasa. Salut :)
BalasHapusKeluarga ODOP luar biasa
HapusOdop memang keren.
BalasHapusKeren dan banyak berkah :)
HapusJadi pengen ikut RCO... :D
BalasHapushayukk atuh teh ikutan di RCO.
HapusSalut untuk yang bertahan 👏👏
BalasHapusTerima kasih banyak juga untuk kakak" pijey barakallah ya odopers
keep Hamasah mbak Fitri :)
Hapus