Ramadhan adalah bulan penuh berkah, maghfiroh, dan bulan terbaik dari bulan-bulan lainnya. Bulan yang senantiasa dirindui para pendamba surga. Karena itulah Allah memerintahkan kita agar memanfaatkan bulan mulia ini dengan sebaik-baiknya, untuk meraih berkah dan rahmat-Nya. Salah satu ibadah wajib yang Allah perintahkan di bulan suci ini adalah berpuasa. Hal ini telah Allah tegaskan dalam Q.S Al-Baqoroh:183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."
Jadi jelas bahwa puasa adalah ibadah wajib bagi setiap muslim beriman. Puasa adalah jembatan bagi kita untuk meraih kesempurnaan iman dan ketaqwaan kepada sang Khalik. Allah pun memberikan kita kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan amal kebaikan agar mendapat banyak keberkahan.
Allah ta'ala berfirman dalam Q.S Al-Baqarah:148 yang berbunyi:
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu semua. Sungguh Allah maha kuasa atas segala sesuatu."
Perintah melakukan kebaikan datang langsung dari Allah. Jadi alangkah ruginya jika kita menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan. Terlebih di bulan ramadhan, di mana Allah akan mengganjar setiap kebaikan dengan surga tak terbantahkan.
Bulan mulia ini menyediakan ladang pahala berlipat ganda untuk setiap perbuatan dan amalan sholih yang dikerjakan. Jadi tak heran jika banyak umat muslim beriman yang berlomba-lomba melakukan banyak kebajikan.
Banyak orang yang memanfaatkan momentum ramadhan dengan memperbanyak amalan sholih seperti meningkatkan kualitas ibadah dan interaksi dengan Allah. Tidak hanya itu, banyak umat muslim yang berlomba-lomba untuk bersedekah. Lihatlah, betapa banyak orang-orang yang menyediakan menu buka puasa gratis, menyantuni anak-anak yatim piatu di Panti Asuhan, menyumbang pembangunan masjid, memberikan sedekah uang kepada fakir miskin, dan masih banyak lagi.
Sedekah adalah ibadah yang disukai Allah. Namun, sedekah tak melulu berupa materi atau makanan saja. Selama hal itu bermanfaat bagi orang lain, itu adalah sedekah. Contohnya menulis. Mengapa menulis itu sedekah? Karena menulis mempunyai banyak manfaat, baik bagi penulis maupun orang lain.
Bagi penulis, menulis adalah obat jiwa atas rasa yang dialaminya. Senang, sedih, kecewa, ataupun gelisah. Kata-kata yang dirangkainya dalam tulisan itulah yang akan mengobatinya. Cobalah buktikan, saat sedih atau gelisah, kemudian tuangkan segala rasa itu dalam tulisan, tentunya akan ada perasaan lega yang kita rasakan, bukan? Selain itu, menulis akan melatih otak berpikir positif. Karena seorang penulis tentunya ingin tulisannya penuh makna dan berguna.
Sayangnya, dalam prakteknya masih banyak orang yang enggan menulis. Terlebih di bulan ramadhan. Jadi seolah-olah ramadhan adalah penghalang dalam melakukan aktifitas. Padahal mereka sering berteriak, "Menulis untuk keabadian, menulis untuk menebar kebaikan." Keabadian? Kebaikan? Tetapi hanya karena puasa, menulisnya pun ikut dipuasakan.
Coba kita koreksi kembali niat awal kita menulis. Apakah benar untuk kebaikan? Jika memang menulis adalah media menyalurkan kebaikan; jembatan menebar manfaat, tentunya tak akan pernah ada lagi alasan untuk berhenti menulis. Ingatlah menulis juga ibadah karena ada kebaikan yang ditransfer darinya. Bukankah ramadhan ini kita sedang mengoleksi poin-poin kebaikan? Jadi mengapa berhenti menulis?
Rosulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim)
Tulisan bisa menjadi media dakwah untuk orang lain selama isinya bermanfaat. Dan mendakwakan sesuatu yang baik tentunya akan berakibat baik untuk penulisnya. Manfaatkan momentum ramadhan ini untuk menulis yang baik-baik, agar orang lain tergerak untuk memperbanyak amalan ma'ruf. Hal ini pun telah di firmankan Allah dalam Q.S. Al-Imron: 104 berikut:
"Dan Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Jadi para sahabat penulis dan suka menulis, jangan berhenti menulis. Ramadhan hadir justru untuk mendisiplinkan kita menebar kebaikan lewat tulisan. Ramadhan adalah madrasah Allah untuk melatih kita terbiasa dengan perbuatan baik. Jika kita mampu menjalaninya, bukan tidak mungkin kebiasaan itu akan berbuah karya setelahnya. Karya yang akan mengabadikan diri kita.
"Semua penulis akan mati. Hanya karyanya lah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti." (Ali bin Abi Thalib)
#OneDayOnePost
#EffektifitasMenulisSaatRamadhan
#RamadhanKareem
mariiiii mari ... nulisnya jangan puasa suipp
BalasHapushehe...iya mbak
BalasHapusyuk yuk nulis. #yeah sy banyak bolong heuheu
BalasHapushehe...kita saling nyemangati ya. mbak Abwa kemana ko lama tak muncul? kangen dirimu
Hapus