Apalah gunanya banyak bicara jika tak mengandung kebaikan sedikitpun. Katakanlah yang baik-baik atau diam jika tak mampu.
Kemajuan teknologi telah menjamin banyak kemudahan dalam setiap aktifitas masyarakat. Salah satu diantaranya adalah kemudahan akan komunikasi dan bersosialisasi melalui media internet. Namun sayangnya tidak semua pengguna media sosial mampu menerapkan etika sopan santun dalam membuat penyataan atau berkomentar terhadap suatu postingan. Beberapa pengguna media sosial kerap memancing emosi pengguna lain, melaui penyataan, postingan, atau informasi yang dibagikan.
Banyaknya isu politik dan SARA yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan banyak ketegangan dan perpecahan. Aura sensitifitas kian menguat tatkala menemukan postingan yang berkaitan dengan isu tersebut. Alhasil pecahlah perang komentar antar penduduk dunia maya. Masing-masing saling lempar argumen dan tak ada yang mau mengalah. Hingga akhirnya memicu emosi dan keluarlah kata-kata makian serta ejekan. Hal inilah yang akhirnya menggiring konflik akibat sebait dua bait kata.
Pernyataan-pernyataan yang muncul di media sosial memang rentan memicu perdebatan. Terlebih saat sekarang ini. Seseorang yang tadinya berteman bisa bermusuhan seketika. Karena masing-masing merasa berada di pihak yang benar. Makanya tak heran jika fenomena pemblokiram atau pembatalan pertemanan mewarnai beberapa akun seseorang.
Berikut adalah cara saya dalam menghadapi perang komentar di media sosial:
1. Sehatkan Nalar
Segala hal jika tidak melibatkan nalar yang sehat pasti akan merugikan diri sendiri. Tanpa kejernihan pikiran dalam memandang sesuatu akan membawa masalah tentunya. Bahkan untuk hal sepele sekalipun. Jangan mudah tersulut saat seseorang menuliskan komentar buruk. Bujuk diri agar mampu menahan untuk tidak merespon. Karena jika komentar negatif itu mendapat respon, hanya akan membuat pengomentar lebih liar. Akhirnya, pecahlah perang argumen yang tidak berkesudahan.
Ingatlah bahwa kualitas diri kita dapat dinilai melalui cara berucap dan bersikap. Melayani komemtar-komentar "sampah" hanya akan membentuk opini buruk diri kita. Diam bukan berarti kalah. Tetapi diam itu lebih baik dibandingkan mengucapkan sesuatu yang tidak baik apalagi sampai menyakiti.
2. Tanggapi Dengan Bijak
Cobalah bersikap lebih bijak saat menemukan komentar bermuatan negatif. Lawanlah dengan tanggapan positif, yang tidak memojokkan ataupun menggurui. Biarkan lawan bicara itu yang menyadarkan dirinya sendiri saat membaca respon kita. Jika dia seorang yang berpikiran luas dan positif, tentunya ia akan mudah menerima setiap masukan dan menghentikan perdebatan. Namun jika ia seorang yang tidak bisa diberi pengertian, jangan teruskan. Berhentilah meladeni daripada memperuncing masalah. Menghindari perdebatan itu lebih baik meski kita benar sekalipun.
3. Jangan Beri Pancingan
Sama seperti halnya bersosialisasi di kehidupan nyata, hendaklah kita juga tetap menjaga sopan santun saat bertutur kata di dunia maya. Pikirkanlah sebelum membuat sebuah penyataan, memposting atau membagikan sebuah artikel di status timeline. Jika sekiranya hal itu akan memicu tanggapan negatif, lebih baik jangan ditampilkan. Tahanlah ego agar tidak terjadi perang komentar nantinya.
Tingkat kesantunan seseorang itu tercermin dari caranya bertutur kata. Apalah gunanya banyak bicara, tetapi tidak mengandung kebaikan sedikitpun. Boleh-boleh saja berdebat atau adu argumen. Namun jika sudah tidak saling menghargai, perdebatan hanya akan menjadi sumber pertikaian.
#OneDayOnePost
#Technology
Tetap harus bijak dan santun dalam bertutur dan bersikap ya, mbak Rika :)
BalasHapus