Foto: internet |
Hari ini 27 Rajab 1438 H (24 April 2017), seluruh umat Islam di dunia kembali memperingati Isra' Mi'raj. Peringatan ini mengingatkan kita akan sebuah peristiwa terbesar tentang perjalanan Rosulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha. Isra' Mi'raj merupakan peristiwa spektakuler dan mengandung hikmah yang begitu besar. Ini adalah kejadian istimewa yang Allah ta'ala anugerahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW; perjalanan spiritual Rosulullah SAW untuk bertemu Allah SWT.
"Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah maha mendengar lagi maha mengetahui" (Q.S Al-Isra': 1)
Perjalanan Isra' wal Mi'raj Rosulullah SAW saat itu dianggap mustahil dan tidak masuk akal oleh sebagian orang. Bahkan kaum Quraisy yang menentang dan mencemoohnya menganggap Rosul Allah tersebut gila dan hanya mengada-ada. Jarak Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) memang sangat jauh dan tidak mungkin bisa di lampaui hanya dengan satu malam. Namun dengan kekuasaan dan kehendak Allah yang maha kuasa hal itu bisa terjadi.
Allah SWT memberangkatkan Rosulullah SAW dengan ditemani malaikat Jibril alaihissalam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha untuk kemudian naik ke langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha untuk berjumpa dengan Allah yang maha pengasih dan penyayang.
Ada banyak hikmah dan pelajaran berharga yang bisa kita raih dari peristiwa besar ini. Perjalanan menembus ruang dan waktu ini merupakan sebuah perjalanan menuju dan menyinggahi tempat-tempat penuh berkah seperti: bukit Thursina (tempat Nabi Musa AS Berbicara dengan Allah), Betlehem (tempat Nabi Isa AS dilahirkan), Baitul Maqdis (dimana saat itu para Nabi dan orang sholeh berkumpul untuk kemudian sholat berjamaah bersama Rosulullah); perjalanan bertemunya Rosulullah dengan manusia-manusia penuh berkah yang akhirnya mempertemukan Rosulullah dengan sumber dari segala keberkahan, Allah azza wa jalla.
Selain hal tersebut di atas, perjalanan Isra' wal Mi'raj juga merupkan bentuk kasih sayang Allah pada Rosulullah. Ini adalah obat dan penghibur hati bagi Rosulullah SAW. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sebelum peristiwa Isra' Mi'raj, Rosulullah mengalami banyak ujian berat dari orang di sekitarnya seperti penghinaan, penolakan hingga pengusiran. Dan cobaan yang paling berat adalah saat beliau kehilangan orang-orang yang paling dikasihinya. Meninggalnya sang paman Abu Thalib dan istri tercinta, Siti Khadijah, dalam waktu yang berdekatan.
Saat Isra' Mi'raj itulah Raosulullah diperlihatkan akan kebesaran dan kekuasaan Allah, sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam surah An-Najm: 13-18 (pembuktian tentang tanda-tanda kekuasaan Allah). Dan saat Isra' wal Mi"raj pulalah Rosulullah menerima perintah salat lima waktu dari Allah tabaaroka wata 'ala. Karena itulah Rosulullah sangat menekankan pada kita umatnya untuk senantiasa menjaga dan memelihara salat lima waktu. Ibadah salat begitu mulia dan ia merupakan kunci utama diterimanya amalan ibadah kita yang lainnya.
Rosulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melakukan salat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap dan menghadap Allah."
Dari peristiwa Isra' Mi'raj kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran bahwa Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. Apapun bisa terjadi jika Allah telah berkehendak. Dan seharusnya dengan ini semakin menambah keyakinan, keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah.
Semoga peristiwa Isra' Mi'raj semakin memperteguh keyakinan dan semakin meningkatkan ketaqwaan serta kecintaan kita pada Allah dan Rosulullah. Ya nabi salam alaika. Ya Rosul salam alaika.
Posting Komentar