"Allahumma shoyyiban nafi'an". Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Doa ini sering menjadi status para penikmat media sosial tatkala hujan mulai mengguyur bumi. Namun tak jarang pula yang berkeluh kesah atas kehadiran hujan. Bahkan sampai ada yang mengumpat. Astaghfirullah. Mereka menganggap kedatangan hujan sebagai musibah. Sebagai penghalang segala aktifitas mereka. Terutama aktifitas di luar rumah. Hujan penyebab gagalnya semua rencana mereka.
Tahukah kalian bahwa setiap butiran hujan yang turun itu mengandung berkah langsung dari sang maha pencipta? Jadi tidak sepantasnya kita mengeluh saat hujan turun. Sambut dan manfaatkanlah berkah yang menghampiri itu dengan baik.
Manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW sangat bergembira saat hujan turun. Pernah beliau sampai hujan-hujanan ketika berkah Allah (hujan) menyapa bumi. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits berikut:
Anas bin Malik ra berkata, "kami pernah kehujanan bersama Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, mengapa Engkau melakukan demikian? Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "karena hujan ini baru saja Allah ciptakan". (HR. Muslim)
Yang dicontohkan Rasulullah bukan berarti menyuruh kita untuk basah-basahan tiap kali hujan turun. Tapi untuk meraih berkah luar biasa dari langit. Langsung dari Allah tanpa perantaraan apapun atau siapapun. Tidak harus sampai basah kuyup. Setetes air hujan yang mengenai tubuh saja sudah cukup.
So, masih pada mau mengeluh dan pasang wajah jutek nih saat hujan bertamu ke bumi? Lihatlah Rasulullah SAW saja begitu bersuka cita saat hujan datang. Mari kita sambut kehadiran hujan dengan suka cita. Karena itu adalah salah satu bentuk nikmat dan rahmat yang Allah ta'ala berikan kepada seluruh makhluk di alam semesta. Oleh karenanya kita patut bersyukur atas nikmat ini (hujan). Karena hujan adalah anugerah dari langit yang menjadi sumber kehidupan semua makhluk di bumi. Apakah kita bisa menikmati buah-buahan, sayur-sayuran, dan aneka jenis makanan lainnya tanpa support dari tetesan hujan? Apakah air yang kita minum bukan berasal dari hujan? Semua hal dalam kehidupan bergantung pada hujan sebagai penyuplai sumber kehidupan.
Allah tabaaraka wata 'aalaa berfirman dalam Q.S Ibrahim : 32
"Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air "hujan" dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air "hujan" itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu dan Dia telah menundukan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukan (pula) bagimu sungai-sungai.
Begitu besar kasih sayang Allah SWT kepada makhluknya. Hujan adalah bukti nyata cinta dan nikmatNya bagi semesta. Hujan adalah butiran rezeki yang turun ke bumi. Bagaimana bisa? Karena hujanlah yang membuat tanah menjadi subur; tempat berbagai tanaman hidup dan menghasilkan berbagai makanan yang dikonsumsi manusia. Bayangkan jika hujan enggan turun. Tak lagi mau berkunjung ke bumi. Mampukah kita bertahan? Tidak. Kita tidak bisa. Tanda-tanda kehidupan akan hilang karenanya. Saat kemarau panjang melanda saja banyak makhluk hidup yang menderita bahkan ada yang menyebabkan kematian.
Allah ta'ala berfirman, "Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmatNya. Dan Dialah yang maha pelindung lagi maha terpuji" (Q.S Asy Syuura : 28).
Berkat kekuasaan Allahlah uapan air laut yang berkumpul di atmosfer tercurah ke bumi sebagai air bersih dan menjamin keberlangsungan hidup semua makhluk. Tak perlu biaya mahal ataupun teknologi mutakhir untuk bisa menikmati tetesan kehidupan. MasyaAllah, sungguh Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Karena itulah Alquran mengajak manusia untuk bersyukur atas karuniaNya.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin mengingatkan kita semua (terutama saya pribadi) bahwa hujan adalah rahmat Allah bagi makhluknya. Sudah seharusnya kita bersyukur. Ingat, saat hujan adalah saat mustajabnya doa. Jangan lagi mengeluarkan perkataan "aduhhh hujan lagi" atau "ihh bete deh gara-gara hujan gagal bla bla bla". Hujan itu kan ciptaan Allah, mencela hujan sama saja mencela sang pencipta; Allah ta'ala.
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Q.S Qaaf : 18)
Ini artinya bahwa setiap perkataan baik yang mengandung dosa ataupun pahala, akan dicatat oleh malaikat untuk dilaporkan kepada Allah.
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Terimakasih ya Rabb atas rahmatMu (hujan) yang menyapa bumi ini.
Fabiayyi aalaa irrobbikuma tukadzibaan (maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan)
#OneDayOnePost
#LoveTheRain
Bandar Lampung, 24 Februari 2017
So inspired
BalasHapusThanks a lot mbak
Hapus