Ramila merasa agak seram juga saat itu. Di tambah tidak ada penerangan di dalam kamar mandi itu. Namun rasa ingin buang air itu mengalahkan segalanya. Ia pun segera masuk dan melepaskan hajatnya. Tiba-tiba saja ia di kejutkan oleh suara pintu yang di ketuk cukup keras. Saat ia bertanya siapa yang mengetuk, tak ada jawaban. Tapi samar ia mendengar suara seperti orang tertawa pelan. Ramila merasa merinding dan bergegas keluar dari kamar mandi itu.
Saat tiba di atas rumah, Ramila bertanya pada Gea yang masih sibuk membereskan barang-barangnya. Namun Gea mengatakan bahwa ia ataupun teman-teman yang lain belum ada yang turun ke bawah. Ramila agak merinding, namun ia berusaha untuk berfikir jernih.
Malam harinya Ramila sulit memejamkan mata. Masih ada sedikit fikiran tentang Arfan yang tersisa. Sedangkan teman-temanya sudah terlelap dengan buaian mimpi. Saat itu Ramila mendengar suara seperti suara dinding yang sedang di gores-gores di dinding sebelah kanannya. Ia berusaha cuek namun suara itu terdengar makin jelas dan tiba-iba saja jendela kamar mereka terbuka seperti ada yang mendorongnya dari luar. Seketika itu ia pun berteriak sampai membangunkan teman-temanya.
“Mil, kenapa? Ada apa?” Tanya Alya menenangkan Ramila.
Ramila memeluk erat Alya dengan degup jantung yang tak karuan. Mereka semua bingung dengan sikap Ramila yang seperti orang ketakutan. Akhirnya Alya pun menawarkan Ramila untuk tidur sambil memeluknya. Keesokan paginya saat mereka sedang sarapan, Ramila menceritakan kejadian aneh yang sudah ia alami saat di kamar mandi dan di kamar semalam. Sahabat-sahabatnya berusaha meyakinkan bahwa tidak ada apa-apa.
“Mungkin itu hanya ilusi kamu Mil karena masih memikirkan tentang Arfan. Pikiran kamu jadi kosong dan kacau.” Kata Gea menenangkan Ramila.
“Iya sih guys, aku masih ga bisa bebasin pikiran aku.” Jawab Ramila
“Ya makanya kita butuh liburan ini agar pikiran jadi fresh.” Tambah Gea.
(Bersambung)
#OneDayOnePost
#MiniCerbung
Bandar Lampung, 6 Januari 2017
Posting Komentar