Pernahkan anda bertemu atau mempunyai pengalaman dengan orang yang pandai memanipulasi sehingga anda tenggelam dalam skenario yang di ciptakanya? Bagaimana reaksi anda saat menyadarinya? Mungkin anda akan berkata "WOW", jadi semua itu bohong?" Kebohongan seperti itu memang hanya di lakukan orang-orang tertentu, sehingga objek yang di bohongi mempercayai semua perkataan pelaku. Pembohong jenis ini di kategorikan sebagai penyimpangan kepribadian Mythomania (Mythomania Personality Disorder) dan penderitanya di sebut Mythomaniac.
Istilah Mythomania (pembohong patologis) adalah sebuah istilah psikologis yang pertama kali di perkenalkan oleh psikiater Ferdinand Dupre pada tahun 1905. Mythomania adalah sebuah kebohongan yang di lakukan seseorang bukan dengan tujuan menipu orang lain. Penderita gangguan ini akan membuat dirinya sendiri percaya bahwa kebohongan yang dibuatnya adalah nyata. Jadi kesimpulanya, Mythomania adalah penyakit suka berbohong demi sebuah pengakuan. Dan penderitanya sering tidak sadar bahwa dia sedang berbohong. Dia hanya sedang menceritakan khayalan yang ada di kepalanya.
Dalam tulisan kali ini saya ingin sedikit berbagi pengalaman yang langsung saya alami dengan seorang Mythomaniac. Penderita adalah murid saya sendiri. Sebut saja namanya Safir. Di awal masuk les, siswa kelas dua SMP ini cenderung aneh menurut saya. Penyendiri, tidak bergaul, sering bertingkah aneh dan terlihat seperti orang ketakutan. Hingga pada suatu hari Safir menanyakan tentang ruang delapan pada saya.
"Miss, pernah ngajar di ruang delapan?" Auranya aneh ga?" Tanya Safir tiba'tiba di tengah jam belajar.
"Pernah. Kenapa?" Jawabku penasaran.
Safir mengatakan bahwa di ruang delapan lantai tiga itu adalah markas besar penghuni halus di gedung tempatku bekerja. Dia bercerita bahwa sesaat sebelum masuk kelas (lantai dua), ia melihat seorang wanita dengan pakaian putih kemerahan sedang berdiri di ujung tangga lantai tiga. Ia ikuti dan wanita itu masuk ke ruang delapan. Ternyata di ruang itu ada sebuah gerbang menuju alam gaib. Tentu saja aku percaya penuturanya karena selama ini banyak beredar cerita dan kejadian aneh tentang ruang itu. Akupun semakin penasaran dan tertarik untuk mengetahui cerita lebih lanjut tentang penghuni gedung ini. Terlebih Safir mengatakan bahwa ia sejak kecil sudah berbakat melihat penampakan-penampakan makhluk halus.
Berawal dari cerita mistis itulah Safir mulai mengatakan hal-hal dusta lainnya. Karena ia merasa telah mendapat kepercayaan dariku dan teman-teman sekelasnya. Bagi seorang Mythomaniac, yang terpenting adalah mendapatkan kepercayaan dan pengakuan oleh sekelilingnya, pengakuan terhadap cerita dan kenyataan yang ingin di wujudkanya demi melarikan diri dari kenyataan yang sebenarnya tidak ingin di terimanya, dengan tanpa merasa menderita ataupun bersalah. Oleh karena itu, Mythomania berbeda dengan bohong biasa. Pembohong biasa cenderung sadar ia tengah berbohong dan mampu membedakan mana yang kenyataan dan imajinasi.
Hari-hari berikutnya Safir sudah mulai berbeda. Tidak lagi menyendiri. Lebih ceria dan berteman dengan yang lainnya. Setiap kali ada kesempatan ia pasti akan berbagi cerita dengan kami di kelas. Kadang ia bercerita tentang keluarganya atau aktifitasnya. Tapi tiba-tiba saja hari itu ia menanyakan hal yang membuatku prihatin padanya.
"Miss, kalau Dokter bilang hidup kita ga lama lagi, emang itu selalu bener ya, miss?" Matanya mulai berkaca-kaca.
Reaksinya membuatku cukup paham. "Apa jatah hidup anak ini sebentar lagi habis?" Batinku berbisik.
"Emang siapa yang di vonis?" Tanyaku memastikan dugaanku.
"Saya miss," saya miss (berlinangan air mata).
Keadaan itu membuatku dan teman-teman sekelasnya mendekatinya. Kami sangat prihatin padanya. Ia mengatakan bahwa ia sudah lama mengidap penyakit lemah jantung, astma, dan gagal ginjal. Ia ceritakan semua yang ia alami selama mengidap sakit itu. Ia terlihat sedih dan pastinya sangat meyakinkan sehingga kami percaya sekali padanya. Maka kunasehati ia. Aku berusaha menguatkanya. Dan Alhamdulillah ia pun tenang.
Sejak mengetahu Safir sakit, teman-temanya semakin perhatian padanya. Sepertinya itulah tujuan kebohonganya. Perhatian dan kasih sayang orang di sekelilingnya. Suatu hari Safir absen seminggu. Dan saat masuk ia langsung mengatakan bahwa selama absen ia sedang menjalani pengobatan di Jakarta ditemani bibinya. Sedangkan orangtuanya sedang mengurus bisnis di Malaysia. Lagi, kami terhipnotis dengan ucapanya. "Ya Allah kasian sekali anak ini," pikirku saat itu.
Kebohongan-kebohongan terus bergulir. Hari demi hari banyak cerita khayal yang di buatnya. Dan Safir sangat menikmati peranya sebagai Mythomaniac. Memang sulit mengatakan bahwa semua cerita Safir itu bohong. Karena seorang Mythomaniac itu memiliki pesona yang mampu memanipulasi orang lain, ia pandai menemukan kalimat dan sikap yang tepat dengan tujuan supaya di cintai demi mencapai tujuannya. Dan Safir, sungguh seorang Mythomaniac berbakat. Mungkin jika ini sebuah skenario film, ia sudah mendapatkan Grammy Awards.
Yang namanya kebohongan, cepat atau lambat pasti akan terbongkar. Begitu juga dengan kasus Safir. Kami mulai meragukannya saat ia mengatakan bahwa sebenarnya ia adalah pewaris tunggal sebuah perusahaan besar di Yogyakarta milik keluarganya. Saat berusia limabelas tahun ia harus sudah berada disana untuk mengurus perusahaan itu. Dari cerita inilah akhirnya aku tersadarkan bahwa Safir selama ini telah membohongi kami.
Aku segera menelpon orangtuanya. Dan benar, Safir sudah merekayasa semua cerita itu dari awal. Aku benar-benar speechless. How come? Anak seusia itu bisa melakukan hal itu? Dari perbincangan dengan orangtuanya dapat kusimpulkan bahwa kehidupan Safir sebenarnya tidak bahagia. Dari cara orangtuanya berbicara tentangnya sudah cukup membuatku paham bagaimana perlakuan mereka dan kehidupan Safir sebenarnya.
Aku termasuk orang yang punya rasa ingin tahu dan penasaran tentang hal-hal ganjil di sekitarku. Dan kecanggihan teknologi telah membantuku menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada Safir. Akhirnya aku mengetahui bahwa Safir menderita Mythomania.
Dari beberapa referensi yang kubaca, salah satu penyebab Mythomania adalah kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam hidup seseorang (study, masa kecil, masalah keluarga, perlakuan orang lain, dan lain-lain). Jadi bisa di katakan bahwa ia adalah korban dari ketidak bahagiaan dalam hidupnya. Korban dari penderitaan yang terus menerus. Ia tidak mampy mengekspresikan dirinya sehingga selalu ingin bersembunyi di balik topengnya. Semakin orang lain mempercayainya, semakin ia terbantu untuk lepas dari image nyata tentang dirinya yang sulit ia terima.
Sejak aku menelpon orangtuanya, Safir tidak pernah datang lagi. Mungkin ia sadar bahwa cerita khayalnya sudah di ketahui. Menurut sumber yang kubaca, jika seorang Mythomaniac mendapatkan orang lain mulai meragukanya, ia akan sadar telah berbohong dan biasanya akan menghindar dari objek yang telah di bohonginya.
Harapan saya semoga Safir dimanapun ia berada, bisa menjadi dirinya sendiri. Menikmati hidup yang berharga ini tanpa harus bersembunyi di balik topeng kebohongan. Karena kebohongan itu hanya akan merusak dirinya dan menyakiti orang-orang di sekelilingnya
Berbohong berarti melawan "bahasa kalbu" sebagai bisikan dari hati nurani. Allah SWT berfirman:
" Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda-tanda kekuasaan Allah. Mereka adalah kaum pendusta." (Q.S An-Nahl: 105)
Wallahu a'lam bishowab.
Istilah Mythomania (pembohong patologis) adalah sebuah istilah psikologis yang pertama kali di perkenalkan oleh psikiater Ferdinand Dupre pada tahun 1905. Mythomania adalah sebuah kebohongan yang di lakukan seseorang bukan dengan tujuan menipu orang lain. Penderita gangguan ini akan membuat dirinya sendiri percaya bahwa kebohongan yang dibuatnya adalah nyata. Jadi kesimpulanya, Mythomania adalah penyakit suka berbohong demi sebuah pengakuan. Dan penderitanya sering tidak sadar bahwa dia sedang berbohong. Dia hanya sedang menceritakan khayalan yang ada di kepalanya.
Dalam tulisan kali ini saya ingin sedikit berbagi pengalaman yang langsung saya alami dengan seorang Mythomaniac. Penderita adalah murid saya sendiri. Sebut saja namanya Safir. Di awal masuk les, siswa kelas dua SMP ini cenderung aneh menurut saya. Penyendiri, tidak bergaul, sering bertingkah aneh dan terlihat seperti orang ketakutan. Hingga pada suatu hari Safir menanyakan tentang ruang delapan pada saya.
"Miss, pernah ngajar di ruang delapan?" Auranya aneh ga?" Tanya Safir tiba'tiba di tengah jam belajar.
"Pernah. Kenapa?" Jawabku penasaran.
Safir mengatakan bahwa di ruang delapan lantai tiga itu adalah markas besar penghuni halus di gedung tempatku bekerja. Dia bercerita bahwa sesaat sebelum masuk kelas (lantai dua), ia melihat seorang wanita dengan pakaian putih kemerahan sedang berdiri di ujung tangga lantai tiga. Ia ikuti dan wanita itu masuk ke ruang delapan. Ternyata di ruang itu ada sebuah gerbang menuju alam gaib. Tentu saja aku percaya penuturanya karena selama ini banyak beredar cerita dan kejadian aneh tentang ruang itu. Akupun semakin penasaran dan tertarik untuk mengetahui cerita lebih lanjut tentang penghuni gedung ini. Terlebih Safir mengatakan bahwa ia sejak kecil sudah berbakat melihat penampakan-penampakan makhluk halus.
Berawal dari cerita mistis itulah Safir mulai mengatakan hal-hal dusta lainnya. Karena ia merasa telah mendapat kepercayaan dariku dan teman-teman sekelasnya. Bagi seorang Mythomaniac, yang terpenting adalah mendapatkan kepercayaan dan pengakuan oleh sekelilingnya, pengakuan terhadap cerita dan kenyataan yang ingin di wujudkanya demi melarikan diri dari kenyataan yang sebenarnya tidak ingin di terimanya, dengan tanpa merasa menderita ataupun bersalah. Oleh karena itu, Mythomania berbeda dengan bohong biasa. Pembohong biasa cenderung sadar ia tengah berbohong dan mampu membedakan mana yang kenyataan dan imajinasi.
Hari-hari berikutnya Safir sudah mulai berbeda. Tidak lagi menyendiri. Lebih ceria dan berteman dengan yang lainnya. Setiap kali ada kesempatan ia pasti akan berbagi cerita dengan kami di kelas. Kadang ia bercerita tentang keluarganya atau aktifitasnya. Tapi tiba-tiba saja hari itu ia menanyakan hal yang membuatku prihatin padanya.
"Miss, kalau Dokter bilang hidup kita ga lama lagi, emang itu selalu bener ya, miss?" Matanya mulai berkaca-kaca.
Reaksinya membuatku cukup paham. "Apa jatah hidup anak ini sebentar lagi habis?" Batinku berbisik.
"Emang siapa yang di vonis?" Tanyaku memastikan dugaanku.
"Saya miss," saya miss (berlinangan air mata).
Keadaan itu membuatku dan teman-teman sekelasnya mendekatinya. Kami sangat prihatin padanya. Ia mengatakan bahwa ia sudah lama mengidap penyakit lemah jantung, astma, dan gagal ginjal. Ia ceritakan semua yang ia alami selama mengidap sakit itu. Ia terlihat sedih dan pastinya sangat meyakinkan sehingga kami percaya sekali padanya. Maka kunasehati ia. Aku berusaha menguatkanya. Dan Alhamdulillah ia pun tenang.
Sejak mengetahu Safir sakit, teman-temanya semakin perhatian padanya. Sepertinya itulah tujuan kebohonganya. Perhatian dan kasih sayang orang di sekelilingnya. Suatu hari Safir absen seminggu. Dan saat masuk ia langsung mengatakan bahwa selama absen ia sedang menjalani pengobatan di Jakarta ditemani bibinya. Sedangkan orangtuanya sedang mengurus bisnis di Malaysia. Lagi, kami terhipnotis dengan ucapanya. "Ya Allah kasian sekali anak ini," pikirku saat itu.
Kebohongan-kebohongan terus bergulir. Hari demi hari banyak cerita khayal yang di buatnya. Dan Safir sangat menikmati peranya sebagai Mythomaniac. Memang sulit mengatakan bahwa semua cerita Safir itu bohong. Karena seorang Mythomaniac itu memiliki pesona yang mampu memanipulasi orang lain, ia pandai menemukan kalimat dan sikap yang tepat dengan tujuan supaya di cintai demi mencapai tujuannya. Dan Safir, sungguh seorang Mythomaniac berbakat. Mungkin jika ini sebuah skenario film, ia sudah mendapatkan Grammy Awards.
Yang namanya kebohongan, cepat atau lambat pasti akan terbongkar. Begitu juga dengan kasus Safir. Kami mulai meragukannya saat ia mengatakan bahwa sebenarnya ia adalah pewaris tunggal sebuah perusahaan besar di Yogyakarta milik keluarganya. Saat berusia limabelas tahun ia harus sudah berada disana untuk mengurus perusahaan itu. Dari cerita inilah akhirnya aku tersadarkan bahwa Safir selama ini telah membohongi kami.
Aku segera menelpon orangtuanya. Dan benar, Safir sudah merekayasa semua cerita itu dari awal. Aku benar-benar speechless. How come? Anak seusia itu bisa melakukan hal itu? Dari perbincangan dengan orangtuanya dapat kusimpulkan bahwa kehidupan Safir sebenarnya tidak bahagia. Dari cara orangtuanya berbicara tentangnya sudah cukup membuatku paham bagaimana perlakuan mereka dan kehidupan Safir sebenarnya.
Aku termasuk orang yang punya rasa ingin tahu dan penasaran tentang hal-hal ganjil di sekitarku. Dan kecanggihan teknologi telah membantuku menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada Safir. Akhirnya aku mengetahui bahwa Safir menderita Mythomania.
Dari beberapa referensi yang kubaca, salah satu penyebab Mythomania adalah kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam hidup seseorang (study, masa kecil, masalah keluarga, perlakuan orang lain, dan lain-lain). Jadi bisa di katakan bahwa ia adalah korban dari ketidak bahagiaan dalam hidupnya. Korban dari penderitaan yang terus menerus. Ia tidak mampy mengekspresikan dirinya sehingga selalu ingin bersembunyi di balik topengnya. Semakin orang lain mempercayainya, semakin ia terbantu untuk lepas dari image nyata tentang dirinya yang sulit ia terima.
Sejak aku menelpon orangtuanya, Safir tidak pernah datang lagi. Mungkin ia sadar bahwa cerita khayalnya sudah di ketahui. Menurut sumber yang kubaca, jika seorang Mythomaniac mendapatkan orang lain mulai meragukanya, ia akan sadar telah berbohong dan biasanya akan menghindar dari objek yang telah di bohonginya.
Harapan saya semoga Safir dimanapun ia berada, bisa menjadi dirinya sendiri. Menikmati hidup yang berharga ini tanpa harus bersembunyi di balik topeng kebohongan. Karena kebohongan itu hanya akan merusak dirinya dan menyakiti orang-orang di sekelilingnya
Berbohong berarti melawan "bahasa kalbu" sebagai bisikan dari hati nurani. Allah SWT berfirman:
" Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda-tanda kekuasaan Allah. Mereka adalah kaum pendusta." (Q.S An-Nahl: 105)
Wallahu a'lam bishowab.
Semoga kita senantiasa salam lindungan Allah
BalasHapusSaya juga pernah punya teman semacam ini kak 😱😱
BalasHapus